“Meskipun hal ini memberikan alasan yang bagus mengapa setiap manusia, terlepas dari kondisi kehidupannya, harus dihormati, dihormati, dan dicintai, hal ini tidak berlaku bagi orang-orang dengan gender yang beragam” terang Francis DeBernardo, direktur eksekutif kelompok tersebut, dalam sebuah pernyataan.
Dokumen tersebut juga membahas tentang ibu pengganti, sebuah praktik yang menurut doktrin gereja melanggar martabat anak.
“Mempertimbangkan hal ini, keinginan sah untuk memiliki anak tidak dapat diubah menjadi ‘hak atas anak’ yang tidak menghormati martabat anak tersebut sebagai penerima anugerah kehidupan,” tulis Vatikan.
Selain itu, pesan tersebut menegaskan kembali sikap Paus Fransiskus dan Vatikan terhadap hukuman mati, aborsi, dan bunuh diri dengan bantuan atau euthanasia.
(Susi Susanti)