WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (18/4/2024) mengumumkan sanksi baru terhadap Iran yang menargetkan produksi kendaraan udara tak berawaknya setelah serangannya terhadap Israel. Presiden AS Joe Biden mengatakan para pemimpin G7 berkomitmen untuk bertindak bersama guna meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Teheran.
Biden mengatakan AS dan sekutunya telah membantu Israel memukul mundur serangan rudal dan drone pada 13 April lalu dan kini meminta pertanggungjawaban Iran atas sanksi baru dan kontrol ekspor.
“Sanksi tersebut menargetkan para pemimpin dan entitas yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam, Kementerian Pertahanan Iran, serta program rudal dan drone pemerintah Iran yang memungkinkan terjadinya serangan kurang ajar ini,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.
Departemen Keuangan AS mengatakan tindakan AS menargetkan 16 individu dan dua entitas yang memungkinkan produksi UAV Iran, termasuk jenis mesin yang menggerakkan UAV varian Shahed Iran, yang digunakan dalam serangan 13 April.
Departemen Keuangan mengatakan pihaknya juga menunjuk lima perusahaan di berbagai yurisdiksi yang menyediakan bahan komponen untuk produksi baja kepada Perusahaan Baja Khuzestan (KSC) Iran, salah satu produsen baja terbesar di Iran, atau membeli produk baja jadi KSC.
Yang juga menjadi sasaran adalah tiga anak perusahaan pembuat mobil Iran, Bahman Group, yang dikatakan telah mendukung Korps Garda Revolusi Islam Iran.
Dalam pengumuman terpisah, Departemen Perdagangan AS mengatakan pihaknya semakin membatasi akses Iran terhadap teknologi tingkat rendah” menambah daftar barang-barang yang memerlukan izin untuk diekspor atau diekspor kembali ke Iran, termasuk barang-barang yang dibuat di luar negeri dengan teknologi AS.
Inggris juga mengumumkan bahwa mereka juga menjatuhkan sanksi terhadap Iran melalui koordinasi dengan Washington.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menyebut perilaku Iran tidak dapat diterima.
“(Ini) adalah pesan kepada Israel bahwa kami ingin memainkan peran kami dalam memiliki strategi terkoordinasi dalam menghadapi agresi Iran,” kata Cameron di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri dari Kelompok Tujuh (G7) negara-negara besar Barat. di Italia.
Inggris mengatakan pihaknya memberikan sanksi kepada tujuh individu dan enam entitas, termasuk Staf Umum Angkatan Bersenjata dan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam.
Negara-negara Barat telah berulang kali menerapkan sanksi terhadap Iran selama bertahun-tahun, dan Inggris mengatakan bahwa negara tersebut telah memberlakukan lebih dari 400 pembatasan ekonomi yang berbeda terhadap musuh bebuyutan Israel tersebut.
Para pemimpin Uni Eropa pada Rabu (17/4/2024) juga memutuskan untuk meningkatkan sanksi terhadap Iran setelah serangan Teheran terhadap Israel menimbulkan kekhawatiran tentang konflik yang lebih luas di Timur Tengah.
Teheran mengatakan pihaknya melakukan serangan itu sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus yang menewaskan dua jenderal dan beberapa lainnya pada 1 April lalu.
(Susi Susanti)