IRAN - Ratusan rudal dan drone telah diluncurkan oleh Iran dengan targetnya yaitu Israel pada Sabtu (13/04/2024). Motif dibalik serangan ini adalah sebagai bentuk pembalasan Iran terhadap Israel karena telah menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Serangan ini menjadi serangan pertama kalinya Iran akhirnya menyerang Israel secara langsung dengan menggunakan pesawat tak berawak atau drone setelah bertahun-tahun menjadi musuh bebuyutan dan melakukan perang bayangan.
Berikut 3 alasan mengapa Iran berani menyerang Israel secara besar-besaran dikutip berbagai sumber:
1. Pembalasan Atas Serangan di Damaskus
Mengutip Carnegie Endowment for International Peace, pada tanggal 1 April, Israel menyerang konsuler Kedutaan Besar Iran di Damaskus dengan menggunakan jet tempur F-35 yang meluncurkan enam rudal. Aksi Israel ini menewaskan Jenderal Mohammad Zahedi yang merupakan mantan kepala pasukan darat Garda Revolusi Iran (IRGC).
Walaupun Israel dan Iran sudah sering melakukan serangan balasan di wilayah tersebut, namun serangan Israel kali ini jelas melanggar hukum internasional karena menyerang kompleks diplomatik yang dianggap sebagai wilayah Iran. Ditambah dengan kematian seorang jenderal berpangkat tinggi akibat serangan tersebut menunjukkan adanya potensi pelanggaran intelijen.
Iran tidak bisa membiarkan serangan Israel terjadi secara terus menerus yang dapat mengakibatkan korban militer tambahan. Para pejabat Iran banyak yang berpendapat bahwa tindakan Israel ini harus dilawan, memberi sedikit peringatan bahwa Iran tidak akan tinggal diam jika terdapat serangan Israel di masa mendatang. Sikap menahan diri Iran banyak dikecam oleh faksi-faksi garis keras Iran karena tidak secara efektif melawan serangan Israel di Suriah.
Dengan alasan inilah kemudian Iran bermaksud mengirimkan pesan melalui serangan balasan mendatang bahwa Iran tidak akan bersedia lagi menoleransi agresi Israel dan siap untuk terlibat dalam konfrontasi langsung demi mencegah serangan di masa depan.
2. Menjalankan Operasi ‘Janji Sejati’
Aksi pembalasan yang dilakukan Iran mereka sebut sebagai operasi ‘Janji Sejati’. Melansir dari Aljazeera, IRGC memberi julukan tersebut sebagai bentuk pembuktian bahwa para pemimpin tertinggi di Teheran dan juga Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, berniat untuk menepati sumpah hukuman mereka terhadap serangan Israel dan pihak lain.
Operasi Janji Sejati ini pertama kali dilakukan oleh Iran karena merupakan serangan besar sejak Perang Iran-Irak dengan melibatkan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah yang berjumlah banyak dan diluncurkan dari wilayah Iran.
Serangan yang diluncurkan Iran ditujukan terutama untuk memperkuat pencegahan Iran terutama setelah terbunuhnya jenderal tertinggi Qassem Soleimani di Irak karena serangan udara AS pada bulan Januari 2020. Pejabat-pejabat Iran juga telah menerapkan kebijakan ‘kesabaran strategis’ setelah terbunuhnya Razi Mousavi, seorang penasihat senior IRGC yang bertugas sebagai saluran utama bagi kepentingan Iran di Suriah pada akhir Desember di tengah serangan udara Israel akibat perang di Gaza.
3. Persenjataan Rudal Terbesar
Iran merupakan negara di Timur Tengah yang memiliki persenjataan rudal terbesar dan paling beragam. Bahkan ketika Rusia menginvasi Ukraina, dikatakan oleh pejabat Ukraina bahwa Rusia menggunakan drone rancangan Iran yaitu drone Shahed.
Sedangkan drone yang digunakan Iran dalam melakukan penyerangan terhadap Israel adalah dengan menggunakan drone kamikaze Shahed-136 dengan berat sekitar 50 kg dan membawa hulu ledak yang relatif kecil. Selain Shahed-136, Iran juga menggunakan Shahed-238 yang ditenagai oleh turbojet dengan kecepatan yang dapat mencapai hingga 600 kmph atau 372 mph.
Serangan Iran terhadap Israel juga melibatkan beberapa jenis rudal seperti rudal jarak jauh Emad dan rudal jelajah Paveh. Tidak lupa juga dengan rudal Iran yang merupakan rudal balistik hipersonik bernama Fattah. Rudal ini dapat tiba di Israel hanya dalam waktu tujuh menit secara teori.
Namun rudal ini tidak ada digunakan dalam serangan yang dilakukan Iran terhadap Israel. Serangan drone dan rudal Iran ini pada kenyataannya masih dapat dicegat oleh Israel serta sekutunya sebanyak 99%. Walaupun begitu, serangan ini dapat dikatakan sebagai serangan yang sukses karena Iran baru saja berhasil melancarkan serangan drone dan rudal terbesar yang pernah terjadi yang mencakup jarak terjauh dalam operasi militer sesungguhnya. “Operasi tersebut mencapai tingkat keberhasilan yang melebihi ekspektasi kami,” kata Panglima IRGC Hossein Salami.
(Susi Susanti)