MANILA - Asia Tenggara sedang bergulat dengan gelombang panas yang parah karena suhu yang mencapai rekor tertinggi telah menyebabkan penutupan sekolah dan memicu peringatan kesehatan yang mendesak di seluruh wilayah.
Jutaan siswa di seluruh Filipina diperintahkan untuk tinggal di rumah pada hari Senin setelah pihak berwenang membatalkan kelas tatap muka selama dua hari. Departemen Pendidikan memerintahkan siswa di lebih dari 47.000 sekolah negeri untuk beralih ke pelajaran online berbasis rumah.
Pemerintah menyarankan masyarakat di seluruh negeri menghindari aktivitas di luar ruangan dan minum banyak air, namun generasi muda dan orang tua diminta untuk sangat berhati-hati.
Cuaca yang terik juga menimbulkan kekhawatiran akan kekurangan air, pemadaman listrik, dan kerusakan tanaman.
Kerumunan besar orang mencari bantuan di pusat perbelanjaan ber-AC di kota metropolitan Manila, ibu kota yang padat penduduk dengan lebih dari 14 juta orang. Suhu di sana melonjak hingga 38,8 derajat Celcius (101,84 derajat Fahrenheit) pada Sabtu (27/4/2024), melampaui rekor yang dibuat beberapa dekade lalu.
Badan cuaca negara tersebut mengatakan indeks panas yakni suhu sebenarnya yang dirasakan oleh tubuh termasuk kelembapan relatif, diperkirakan akan tetap pada rekor 45C (113F), dalam kisaran yang dianggap berbahaya karena kondisi tersebut dapat memicu sengatan panas yang berkepanjangan. paparan.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Sumber Daya Air dan Meteorologi Kamboja Chan Yutha mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa tahun ini, Kamboja menghadapi suhu tertinggi dalam 170 tahun terakhir. Kementerian memperkirakan suhu di sebagian besar wilayah negara itu bisa mencapai 43C (109F) pada minggu ini.