JAKARTA - Seorang daftar pencarian orang (DPO) berinisial S dalam kasus pabrik obat-obatan terlarang jenis PCC (Paracetamol, Caffeine dan Carisoprodol) dan Hexymer di Citeureup, Bogor. Polisi berjanji bakal mengejar buronan yang menjadi pengendali peredaran obat terlarang itu hingga ke lubang semut.
"Saya bilang sudah ada 1 yang ditetapkan DPO dengan inisial S, akan kita kejar sampai lubang semut pun akan kita cari," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki, Selasa (21/5/224).
Berdasarkan pendalaman, sosok S merupakan pengendali peredaran PCC dan Hexymer. Dia pemberi perintah kepada HM, tersangka yang sudah ditangkap sebelumnya.
Meski sejauh ini, S hanya disebut sebagai pengendali, tak menutup kemungkinan dia juga merupakan pemilik dari pabrik obat terlarang tersebut. Polisi masih mendalami perihal tersebut.
"Peran S adalah yang selalu memerintahkan tersangka yang sudah kita amankan (HM) untuk mengantar dan mengirim barang bukti (PCC-Hexymer) yang sudah diamankan dari tersangka," kata Hengki.
Dalam pengungkapan pabrik obat terlarang itu, polisi menyita banyak obat jenis PCC dan Hexymer. Jumlahnya lebih dari 2 juta butir.
"Total PCC yang bisa kita amankan seperti ini yaitu totalnya 1.215.000 tablet dengan berat bruot 692.550 gram," sebutnya.