Mardiono mendorong para peserta FGD untuk terus berinovasi dalam pengolahan dan pengemasan makanan. DIY sebagai daerah pariwisata nasional dan internasional dapat menjadi contoh.
“Ini bisa dijadikan preferensi, seperti pengolahan kuliner seperti gudeg yang dikemas kalengan atau berbagai kudapan yang didesain sedemikian rupa sekali suapan, sehingga mengurangi sisa makanan dan sebagainya,” tambah ketua umum partai politik berlambang Kakbah ini.
Salah satu narasumber, CEO Nusa Gastronomy Chef Ragil Imam Wibowo, merasa senang dapat berbagi inspirasi dan berdiskusi tentang pengurangan FLW.
“Hari ini senang sekali dapat memberikan inspirasi inovasi pangan lokal yang sebenarnya dahsyat, sekaligus bagaimana caranya agar teman-teman semua bisa mengurangi FLW,” ujarnya.
Ragil berharap, kegiatan seperti ini dapat terus digalakkan untuk membuat Indonesia lebih baik di masa depan.
“Mudah-mudahan dengan kegiatan seperti ini dari Kantor UKP dapat memberikan contoh kepada yang lainnya. Setidaknya menginspirasi teman-teman di food industry agar lebih aware dan mengerti cara pengolahan barang (sisa makanan) yang memiliki potensi nilai tambah,” pungkasnya.
Sejumlah narasumber hadir dalam FGD ini seperti, CEO Food Bank of Indonesia Hendro Utomo, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi DIY Singgih Raharjo, Indonesian Chef Association (ICA) Chef Lucky Permana, dan Executive Sous Chef Royal Ambarrukmo Yogyakarta Chef Eko Purjiyono. Selain diskusi, forum ini juga menampilkan demo masak pangan lokal oleh para narasumber.
(Arief Setyadi )