PALESTINA - Sekitar 40.000 warga Palestina melaksanakan salat Idul Adha di Masjid Al-Aqsa Yerusalem pada Minggu (16/6/2024), di tengah pembatasan yang diberlakukan oleh pasukan pendudukan Israel.
Direktur Al-Aqsa Sheikh Omar al-Kiswani mengatakan kepada situs saudara The New Arab yang berbahasa Arab, Al-Araby al-Jadeed, bahwa jamaah dipukuli oleh pasukan Israel, yang mencegah ribuan pemuda memasuki gerbang kompleks masjid.
Puluhan orang terluka akibat pemukulan dengan tongkat dan popor senapan, terutama di Gerbang Raja Faisal, Hatta, dan Al-Silsilah.
Selama khutbah Idul Fitri, Syekh Youssef Abu Sneineh membahas pembatasan Israel di Al-Aqsa, serta perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Perang Israel di daerah kantong Palestina yang terkepung telah menewaskan lebih dari 37.296 orang dan melukai 85.197 orang sejak Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Sabtu. Pada periode yang sama, pasukan dan pemukim Israel meningkatkan serangan di Tepi Barat yang diduduki, di mana lebih dari 500 warga Palestina terbunuh.
Warga Palestina merayakan Idul Adha di Masjid Al-Aqsa hanya beberapa hari setelah kelompok ekstremis Temple Mount in Our Hands menyerbu situs suci umat Islam untuk menandai hari raya Yahudi Shavout. Para ekstremis Yahudi melakukan ritual keagamaan di kompleks Al-Aqsa, tindakan yang dilarang berdasarkan perjanjian Status Quo.
Orang Israel menggunakan istilah "Temple Mount" untuk merujuk pada Masjid Al-Aqsa, yang merupakan situs paling suci ketiga dalam agama Islam. Ekstremis Israel ingin menghancurkan masjid tersebut dan membangun kembali kuil Yahudi yang diperkirakan sudah ada di sana pada zaman kuno.
Konvensi dan perjanjian internasional yang telah berlangsung selama beberapa dekade, termasuk Perjanjian Perdamaian Yordania-Israel, mengizinkan umat Islam untuk salat di situs tersebut dengan sedikit batasan, sementara melarang salat dan ritual bagi non-Muslim, yang hanya dapat masuk sebagai pengunjung.
Para menteri sayap kanan Israel, politisi, rabi, dan pemukim ekstremis telah melanggar hal ini dengan sering menyerbu situs tersebut dan mengambil bagian dalam ritual provokatif di sana.
Sebelumnya pada bulan Juni, puluhan ekstremis Yahudi menandai 'Hari Bendera' tahunan dengan meneriakkan slogan-slogan anti-Palestina, mengibarkan bendera Israel, dan menyanyikan lagu-lagu nasionalis sambil berbaris melalui wilayah Palestina di Yerusalem dekat tempat suci tersebut.
(Susi Susanti)