Warga Palestina Berduka saat Umat Islam Peringati Idul Adha

Susi Susanti, Jurnalis
Senin 17 Juni 2024 11:15 WIB
Warga Paletsina berduka saat umat Islam peringati Idul Adha (Foto: Reuters)
Share :

GAZA – Warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki merayakan Idul Adha yang suram ketika militer Israel melanjutkan serangan mematikannya lebih dari delapan bulan setelah dimulainya perang.

Di daerah kantong yang terkepung, di mana lebih dari 37.000 warga Palestina tewas, orang-orang berkumpul di reruntuhan lingkungan mereka untuk salat Idul Adha pada Minggu (16/6/2024).

Hal ini terjadi ketika militer Israel secara agresif menyerang wilayah barat Rafah saat mereka melancarkan invasi darat ke kota paling selatan, dan menyerang wilayah di seluruh Gaza tengah.

“Serangan-serangan itu telah mendorong orang-orang ke dalam pengungsian internal; di bagian utara Jalur Gaza, masyarakat tidak hanya berjuang menghadapi jatuhnya bom dan serangan yang tidak terduga terhadap rumah mereka, tetapi juga penyebaran dehidrasi dan kelaparan,” kata Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.

“Ini terjadi pada hari pertama Idul Adha, di mana kita melihat ratusan ribu keluarga Palestina yang mengungsi, banyak di antara mereka yang berduka,” lanjutnya.

Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, yang juga melaporkan dari Deir el-Balah, mengatakan bahwa warga Palestina berusaha untuk tetap berpegang pada harapan.

“Warga Palestina berusaha melakukan yang terbaik, meskipun agresi Israel terus berlanjut, untuk memberikan kebahagiaan kepada anak-anak, karena banyak dari mereka yang bangun hari ini dan merayakan Idul Adha tanpa orang tua mereka,” ujarnya.

Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (15/6/2024) malam bahwa Israel mencegah masuknya hewan kurban ke wilayah kantong tersebut dari semua penyeberangan, mencegah warga Palestina melakukan ritual kurban sebagai bagian dari Idul Adha.

Tentara Israel pada Minggu (16/6/2024) mengumumkan jeda lokal dan taktis aktivitas militer di sepanjang rute tertentu dari jam 08.00 sampai pukul 19.00 waktu setempat setiap hari sampai pemberitahuan lebih lanjut untuk memungkinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza dari penyeberangan Karem Abu Salem (Kerem Shalom).

Namun, mereka menekankan bahwa tentaranya akan terus berperang di bagian selatan wilayah kantong tersebut dan bahwa permusuhan tidak akan berhenti.

Jeda tersebut dikecam sebagai “delusi” oleh Menteri Keamanan Nasional Israel yang berhaluan sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, terutama sejak 10 tentara Israel terbunuh pada Sabtu (15/6/2024), menandai hari perang paling mematikan bagi Israel sejak Januari.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya