Bolivia Terancam Kudeta, Tentara Kepung Istana Kepresidenan

Susi Susanti, Jurnalis
Kamis 27 Juni 2024 05:58 WIB
Bolivia terancam kudeta, tentara kepung istana kepresidenan (Foto: AP)
Share :

BOLIVIA - Istana kepresidenan Bolivia diserbu oleh tentara ketika Presiden Luis Arce memperingatkan akan terjadinya kudeta.

Pasukan memblokir pintu masuk ke Lapangan Murillo di La Paz, tempat gedung-gedung utama pemerintah berada, sebelum mendobrak pintu gedung utama pemerintah. Tentara kemudian memasuki gedung.

Kendaraan lapis baja dan pasukan telah mengambil posisi di alun-alun.

Presiden sebelumnya telah memperingatkan di media sosial tentang mobilisasi tidak teratur beberapa unit tentara. “Demokrasi harus dihormati,” katanya, dikutip BBC.

Menteri Bolivia Maria Nela Prada menerbitkan video di akun Facebook-nya yang menunjukkan pemandangan dari jendela gedung pemerintah.

“Saya di istana rakyat. Seperti yang Anda lihat, ini adalah Plaza Murillo yang direbut oleh tank dan tentara bersenjata,” lanjutnya.

Arce kemudian mendesak rakyat Bolivia untuk melakukan mobilisasi melawan kudeta

“Kita membutuhkan rakyat Bolivia untuk berorganisasi dan melakukan mobilisasi melawan kudeta demi mendukung demokrasi,” kata Arce dalam pesan yang disiarkan televisi kepada negara tersebut bersama para menterinya di dalam istana presiden.

“Kami tidak bisa membiarkan upaya kudeta sekali lagi merenggut nyawa rakyat Bolivia,” tambahnya.

Perwira militer yang memimpin pasukan yang mengambil alih pusat La Paz, Jenderal Juan José Zúñiga, mengatakan dia mengakui Presiden Arce untuk saat ini tetapi akan ada pergantian menteri dan kabinet.

“Kami akan memulihkan tanah air ini,” kata Jenderal Juan José Zúñiga dari Lapangan Murillo setelah direbut oleh pasukan.

“Seorang elit telah mengambil alih negara ini, para pengacau telah menghancurkan negara ini, Tentara bermaksud memulihkan demokrasi yang sebenarnya,” lanjutnya.

Dia mengatakan tahanan politik termasuk mantan pemimpin yang dipenjara Jeanine Áñez akan dibebaskan.

Desas-desus telah beredar selama berhari-hari bahwa Jenderal Zúñiga berada di ambang pemecatan.

Panglima militer itu muncul di televisi pada Senin (24/6/2024) dan mengatakan dia akan menangkap mantan presiden sayap kiri Evo Morales jika dia mencalonkan diri lagi tahun depan.

Morales –yang mengundurkan diri sebagai presiden dan digantikan oleh Ibu Áñez setelah panglima militer mendesaknya untuk mundur di tengah protes atas tuduhan kecurangan dalam pemilu tahun 2019, meminta para pendukung demokrasi untuk mogok dan memblokir jalan.

“Saya meminta masyarakat yang berpikiran demokratis untuk membela tanah air dari kelompok militer tertentu yang bertindak melawan demokrasi dan rakyat,” ujarnya.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya