NEW YORK - Perlindungan bagi Donald Trump ditingkatkan beberapa minggu lalu setelah pihak berwenang Amerika Serikat (AS) mengetahui rencana Iran untuk membunuhnya.
Para pejabat mengatakan tidak ada hubungan yang diketahui antara dugaan rencana Iran dan upaya pembunuhan terhadap mantan presiden pada Sabtu (13/7/2024) di kampanye terbuka di Butler, Pennsylvania, AS.
Namun, pengungkapan bahwa keamanan telah diperketat menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana Thomas Matthew Crooks, 20, bisa memanjat sebuah gedung dan berada cukup dekat untuk menembak ke arah Trump.
Menurut seorang pejabat keamanan nasional AS, Dinas Rahasia AS dan tim kampanye Trump telah diberitahu tentang ancaman Iran. Sebagai hasilnya, keamanan pun ditingkatkan.
Sumber-sumber intelijen mengatakan kepada CBS, mitra berita BBC di AS, bahwa Dinas Rahasia meningkatkan keamanan pada Juni sebagai tanggapan terhadap ancaman Iran. Ini termasuk agen serangan balik dan penembak jitu tambahan, drone, dan robot anjing.
CBS melaporkan bahwa rincian potensi operasi Iran diperoleh melalui sumber intelijen manusia, dan terjadi di tengah meningkatnya obrolan Iran mengenai serangan terhadap Trump.
Trump dan para pejabat termasuk mantan menteri luar negerinya, Mike Pompeo, telah menghadapi ancaman dari Teheran sejak memerintahkan pembunuhan dengan serangan pesawat tak berawak terhadap Qassim Soleimani, komandan pasukan Quds Iran, di Irak pada tahun 2020.
Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut laporan itu tidak berdasar dan jahat, serta menambahkan bahwa Trump adalah penjahat yang harus dituntut dan dihukum di pengadilan.
Anthony Guglielmi, juru bicara Dinas Rahasia AS, mengatakan pihaknya dan badan-badan lainnya terus-menerus menerima informasi potensi ancaman baru dan mengambil tindakan untuk menyesuaikan sumber daya, sesuai kebutuhan.
“Kami tidak dapat mengomentari ancaman spesifik apa pun, selain mengatakan bahwa Dinas Rahasia menanggapi ancaman dengan serius dan merespons dengan tepat,” ujarnya.
Tim kampanye Trump mengatakan mereka tidak mengomentari masalah keamanan dan merujuk pertanyaan BBC ke Dinas Rahasia.
(Susi Susanti)