JAKARTA - Kehadiran komika Marshel Widianto dalam pertarungan Pilkada Tangerang Selatan menyita perhatian. Marshel yang didukung tiga partai, Gerindra, Demokrat dan PSI menjadi kandidat wakil wali kota berpasangan dengan Riza Patria sebagai calon wali kota Tangerang Selatan.
Marshel menambah daftar artis yang diangkut dalam partai politik sebagai dalam pilkada setelah sebelumnya mewarnai pertarungan pemilu legislatif. "Marshel yg ikut kontestasi dalam Pilkada tentu menambah deretan artis yang terjun di politik," pengamat politik sekaligus Founder dan Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia Arif Nurul Imam kepada Okezone, Senin (22/7/2024).
Menurut Arif, dari sisi konstitusi langkah partai politik mencalonkan Marshel atau juga selebritis di panggung Pilkada atau Pileg sah sah saja. Tapi, jika dilihat dari sisi kaderisasi partai mungkin akan menjadi pertanyaan. Sebab, majunya para pesohor tanpa melalui kaderisasi merupakan bentuk pragmatisme parpol dalam Pillkada dengan menggaet tokoh yang memiliki popularitas yang tinggi.
Marshel selama ini lebih dikenal sebagai komika atau artis standup komedi. Memiliki riwayat pendidikan SMA, Marshel secara mengejutkan mendapatkan dukungan dari Gerindra. Munculya Marshel mendapatkan dukungan dari kalangan selebritis Raffi Ahmad.
Sehingga ada yang menilai langkah Marshel dalam Pilkada tidak lepas dari peran dia dalam Pemilihan Presiden dimana dia dikenal menjadi pendukungan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabumig Raka. Dukungan Gerindra ke Marshel merupakan bentuk kompensasi dari apa yang dilakukan Marshel selama Pilpres.
Namun, Arif memiliki penilaian lain. Menurut dia, tiket Gerindra pada Marshel bukan bagian dari bagi bagi kekuasaan tapi lebih memberikan pada ruang elektoral. "Saya kira tidak begitu, karena bukan kekuasaan yang diberikan tapi ruang bertarung elektoral saja," tambah Imam.
Jika bicara elektoral tentu akan banyak faktor yang menjadi kunci sukses dalam pilkada. Bukan sekadar modal keartisan tapi juga elektabilitas, mesin politik, strategi kampanye, logistik dan lainnya. "Jika itu bisa di maksimalkan semua tokoh memiliki kans yang sama besarnya apapaun latar belakang sosialnya," pungkasnya.
Marshel Tanggapi Kritik
Marshel menanggapi kritikan itu merupakan hal yang wajar. Ia meyakini kritikan itu menjadi bentuk respect mereka terhadap dirinya. Menurut dia adalah bisa dibilang apa yang selalu dilakukan oleh para stand up komedian ketika dia respect dengan orang yang dibicarakan. "Itu sama saja dengan roasting lah istilahnya, ketika kita roasting mereka berarti rispek orang yang diroasting," kata Marshel di kantor DPP PSI, Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Kendati demikian, dia memastikan hal itu menjadi bagian dari evaluasi bagi dirinya untuk bisa mejadi lebih baik lagi. Ia menyampaikan bahwa niatnya untuk maju dalam kontestasi politik ini berangkat dari keresahan pribadinya.
"Saya melihat ketika saya turun ke sana, apa yang saya rasakan ketika dulu, ketika saya hidup susah miskin, yang tidak bisa mendapatkan hak yang terbaik dengan orang-orang yang tidak seberuntung saya," tambahnya.
(Maruf El Rumi)