"Di masing-masing daerah, misalnya memakai sayur-sayuran, buah-buahan khas didaerah itu, daerah itu kosnya beda, menunya beda, tapi tidak mungkin anggarannya dikurangi sampai Rp 7.500," ujarnya.
"Jadi tiap daerah menunya beda, cara distribusinya beda, cara masaknya beda, yang penting anggaran yang sudah ada terpilih untuk anak dan kita pengen mungkin ada kerjasama toko dan tiktok, kerjasama dengan orang tua murid bisa monitor menu harian anak-anak jadi orangtua bisa monitor langsung," ungkapnya.
(Angkasa Yudhistira)