JAKARTA - Jenderal Kopassus LB Benny Moerdani dikenal sebagai tentara yang berani. Bahkan, dirinya pernah berhasil menjalankan operasi merebut daerah yang dikuasai pemberontak hanya bersama dengan empat prajuritnya.
Dirangkum dari berbagai sumber, Benny dipanggil Letkol Udara Wiriadinata untuk ke pusat Kota Pekanbaru karena di sana terdapat markas kegiatan PRRI/Permesta (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dan Perjuangan Rakyat Semesta). Benny pun berangkat ke Pekanbaru bersama empat prajuritnya.
Mereka yang dibawa Benny, yakni Letda Soeweno, Letda Dading Kalbuadi, Kopral Sihombing, serta liaison officer Sukma. Kelimanya bergerak menggunakan Jeep Willy 44 hasil rampasan PRRI di bandara.
Benny dan keempat prajuritnya mendapati sejumlah tempat telah dikuasai PRRI sesampainya di Pekanbaru. Dengan gesit, mereka segera melumpuhkan pemberontak tanpa adanya perlawanan yang berarti.
Kisah ini berawal saat terjadi upaya pemberontakan di Pekanbaru, Riau pada 1958. Aksi tersebut dipimpin Letkol Ahmad Hussein.
Upaya pemberontakan sebagai bentuk respons ketidakpuasan daerah atas kebijakan pemerintah pusat. Benny yang berpangkat Letnan Satu (Lettu) ditugaskan untuk mengamankan Kota Pekanbaru.
Untuk mencapai wilayah target, Benny harus terjun dari pesawat. Mengingat PRRI/Permesta menguasai wilayah Pekanbaru dilengkapi dengan persenjataan bantuan dari luar negeri.
Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi Benny karena dirinya tidak pernah merasakan terjun dari pesawat. Sebab, ketika rekan-rekannya mendapat pelatihan di Margahayu, Jawa Barat, dirinya tengah sakit dan harus dirawat di sumah sakit.
Bermodal briefing singkat di pinggir landasan oleh Letnan II Soeweno, Benny memberanikan diri untuk terjun dari pesawat C-47 Skytrain. Ia pun berhasil mendarat di semak-semak dengan selamat bersama rekannya.
Komandan Kompi A Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau kini bernama Kopassus ini menguasai Lanud Simpang Tiga Pekanbaru langsung melakukan penyerbuan. Pasukan pemberontak berhasil dipukul mundur, padahal saat itu mereka memiliki perlengkapan perang lebih canggih dari TNI.
(Arief Setyadi )