"Mana yang ahli hukum angkat tangan. Itu kan ranahnya namanya konstitusi. Saya tidak punya hak lho mengatakan boleh atau tidak. Itu kan mesti MPR. Karena apa? Ketika dari yang namanya presiden seumur hidup itu waktu reformasi kan diubah. Itu TAP MPR. Saya tanya kepada ahli tata negara, apakah MPR yang sekarang disamakan ini, TAP-nya masih berlaku? Yes. Ada yang mau menyanggah? Ahli hukum tata negara? Ya silakan," sambungnya.
Megawati menyatakan hanya ingin berbicara tentang kebenaran. Pasalnya Mega tidak ingin Republik ini menjadi rusak oleh segelintir orang.
"Dan rusaknya oleh kalian sendiri. Orang Indonesia yang sudah tidak merasa lagi yang namanya kita harus bergotong-royong, harus kekeluargaan, tidak ada lagi yang namanya Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana ya terus kalian mau jadi apa? Elite saja. Wah, kalau dibilang elite, luar biasa," ujarnya.
(Fahmi Firdaus )