10 Pahlawan Indonesia yang Gugur saat Usia Muda, Ada yang Masih Berusia 17 Tahun

Rina Anggraeni, Jurnalis
Minggu 11 Agustus 2024 07:13 WIB
Ilustrasi 10 pahlawan Indonesia yang gugur, ada yang masih berusia 17 tahun (Foto: Okezone)
Share :

JAKARTA - Ada 10 pahlawan Indonesia yang gugur saat usia muda, ada berusia 17 Tahun. Namun, kematiannya tercatat dalam sejarah dikarenakan membantu Indonesia merdeka dari penjajahan.

Berikut 10 pahlawan Indonesia yang gugur saat usia muda, kebanyakan masih berusia 17 Tahun:

1. Martha Christina Tiahahu (17 Tahun)

Martha Christina Tiahahu adalah sosok pejuang wanita kelahiran Nusa Laut, Maluku, 4 Januari 1800. Ia merupakan anak dari Kapitan Paulus Tiahahu, ajudan Thomas Matulessy dalam perang Pattimura melawan Belanda pada tahun 1817.

Bersama dengan ayahnya, Martha berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda. Namun, pada 2 Januari 1818 Martha mengembuskan napas terakhir di usianya yang ke-17 tahun. Jasadnya dibuang di Laut Banda dan bersemayam di sana.

Lantaran aksi heroiknya, Martha dikenal sebagai gadis pemberani dan gigih oleh kalangan pejuang, masyarakat, hingga musuh.

Kini, Martha dikenang masyarakat dengan mendirikan patung menyerupainya di daerah Sirimau, Ambon. Patung tersebut menghadap ke arah Laut Banda, tempat di mana sang srikandi meninggal.

2. Abdul Halim Perdanakusuma (25 Tahun)

Halim Perdanakusuma, pria kelahiran Sampang, 18 November 1922. Halim merupakan pahlawan nasional yang gugur pada 14 Desember 1947. Tepatnya ketika ia berusia 25 tahun.

Ia gugur saat menjalankan tugas semasa perang Indonesia-Belanda di Sumatera, yaitu ketika ditugaskan membeli dan mengangkut perlengkapan senjata dengan pesawat terbang dari Thailand.

Atas dedikasinya kepada Indonesia, Halim diberi gelar pahlawan nasional. Namanya kini diabadikan sebagai nama bandar udara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan kapal perang KRI Abdul Halim Perdanakusuma.

3.Pierre Andreas Tendean (26 Tahun)

Pierre Andreas Tendean adalah perwira militer Indonesia yang lahir pada 21 Februari 1939. Pierre mengawali kariernya di bidang militer dengan menjadi intelijen dan ajudan Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution dengan pangkat letnan satu.

Pada tahun 1965, Tendean menjadi salah satu korban peristiwa Gerakan 30 September. Tendean tutup usia pada usia 26 tahun.

Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata bersama enam perwira korban Gerakan 30 September lainnya. Pada 5 Oktober 1965, Tendean ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia.

4.RW Monginsidi (24 tahun)

Robert Wolter Mongisidi lahir di Malalayang, Manado, pada 14 Februari 1925. R.W Monginsidi berjasa dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Sulawesi Selatan. Setelah Indonesia merdeka, pasukan sekutu NICA (Netherlands Indies Civil Administration/Administrasi Sipil Hindia Belanda) kembali datang ke Indonesia untuk melakukan penyerangan.

Monginsidi bersama pemuda di Makassar andil dalam Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) untuk melawan Belanda pada 17 Juli 1946. Namun, akhirnya dia ditangkap dan pada 5 September 1949 dieksekusi oleh tim penembak Belanda.

Secara anumerta, Robert dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada 6 November 1973. Selain itu, namanya dijadikan sebagai nama bandara di Kendari, Sulawesi Tenggara dan kapal angkatan laut Indonesia KRI Wolter Mongisidi.

5. I Gusti Ngurah Rai (30 Tahun)

I Gusti Ngurah Rai adalah pahlawan nasional Indonesia yang lahir di Carangsari, Bali, 30 Januari 1917. Pada masa penjajahan, ia bersama pasukannya Ciung Wanara turut melawan pasukan Belanda. Lantaran aksinya tersebut, I Gusti Ngurah Rai wafat dalam medan Pertempuran Margarana.

Setelah gugur dalam Pertempuran Margarana, Ngurah Rai disemayamkan di Marga, Bali. Pada 9 Agustus 1975, ia pun dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keppres No. 063/TK/TH 1975. Tak hanya itu, namanya kini diabadikan sebagai nama bandar udara di Bali.

6. RA Kartini (25 Tahun)

Atas perjuangannya, perempuan Indonesia dapat mengenyam dunia pendidikan sampai sekarang. Ia ingin semua perempuan Jawa menjadi manusia yang maju dan berpendidikan. Semua pemikiran Kartini tertuang dalam buku Habis Gelap, Terbitlah Terang.

Namun, pada usia ke-25 tahun, Kartini meninggalkan dunia untuk selamanya. Meskipun demikian, jasa-jasa Kartini masih membekas di hati para perempuan di era kekinian.

7. Kapitan Pattimura (34 tahun)

Pahlawan yang nama kecilnya Thomas Matulesi ini pun meninggal di usia yang masih muda, yaitu 34 tahun. Namun, jasa Pattimura tetap dikenang rakyat Indonesia.

Kapitan Pattimura merupakan Panglima Perang. Bersama pasukannya berhasil merebut benteng pertahanan Belanda. Setelah berhasil lolos dari berbagai insiden perlawanan, ia bersama para pemimpin perlawanan Maluku lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung.

8. Harun Tohir (25 Tahun)

Harun Tohir lahir pada 4 April 1943 di Pulau Keramat Bawean, Jawa Timur. Dia meninggal dunia setelah dijatuhi hukuman mati pada usia 25 tahun.Sebelum wafat, anggota sukarelawan Korps Komando Angkatan Laut (KKO) itu pada Juli 1964 masuk dalam tim Brahma I di Basis II Ops A KOTI, untuk menjalankan tugas rahasia bersama Usman Janatin bin Muhammad Ali, dan Gani bin Aroep.

9. Jenderal Sudirman (31 Tahun)

Jenderal Sudirman juga terus memimpin pasukan melawan Belanda meski menderita paru-paru. Pada usia 31 tahun, dia sudah menjadi jenderal. Awal pendudukan Jepang, Sudirman masuk menjadi tentara Peta dan menjadi Komandan Batalyon di Kroya.Sudirman lahir di Bondas, Karangjati, Purbalingga pada 24 Januari 1916 dan menempuh pendidikan di Taman Siswa. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke HIK atau sekolah guru di Muhammadiyah di Solo, namun tak sampai tamat.

10. Andi Abdullah Bau Massepe (18 Tahun)

Dia lahir pada 1929, yang merupakan putra dari Andi Mappanyukki dan Besse Bulo. Dia merupakan Ketua Umum Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia (BPRI) dan Koordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda daerah Pare Pare.Bau Massepe dikenal sebagai pejuang heroik dari Sulawesi Selatan. Ia menjadi panglima pertama Tentara Republik Indonesia (TRI) Divisi Hasanuddin dengan pangkat Letnan Jenderal.Dia wafat dalam usia 18 tahun, saat bertempur melawan pasukan Belanda pada 2 Februari 1947, setelah ditahan 160 hari.

(Rina Anggraeni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya