Usut punya usut, pemanggilan Bung Karno dan Bung Hatta berkaitan dengan seruan pernyataan perang Soviet (Rusia) kepada Jepang.
Jepang dinilai telah gagal melakukan negoisasi dengan Soviet Rusia dan membuat posisi mereka semakin terdesak. Efeknya pasukan Jepang di berbagai negara berhasil ditaklukkan.
Kamis, 9 Agustus 1945, para tokoh yang akan berangkat berkumpul di rumah Bung Karno. Di dalam rombongan ternyata dr. Radjiman Wedyodiningrat ikut berangkat menemui Marsekal Terauchi di Dalath untuk perundingan persiapan kemerdekaan.
Keberangkatan ke Dalath, mendapatkan kekhawatiran dan penolakan. Pertama dari dr. Soeharto yang khawatir pada keselamatan para tokoh. Mengingat Pasukan Jepang sedang menjadi sasaran tentara sekutu.
Pesawat yang mereka tumpangi sangat berpotensi menjadi sasaran tembak dari pesawat tempur yang sedang ramai berkeliling di langit Asia Timur.
Dan yang kedua tokoh muda Sutan Sjahrir juga menolak keras kepergian para tokoh karena mereka sangat bersemangat untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno-Hatta tanpa campur tangan Jepang.
Sjahrir berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia sudah didepan mata dan tidak ada hubungannya lagi dengan Pemerintahan Jepang.
(Puteranegara Batubara)