Penemuan yoni-yoni naga-raja dipandang sebagai temuan inti “jêro” tempat-tempat suci jaman Majapahit, karena bila ditinjau dari bentuknya yang berupa Yoni-Lingga atau Lingga-Yoni, pada dasarnya adalah merupakan lambang Dewa Siwa, dewa tertinggi dalam agama Siwa.
Adanya pahatan naga-raja serta angka tahun diidentifikasikan sebagai peringatan meninggalnya atau lambang raja yang didharmakan di tempat tersebut.
Di sekitar lokasi situs Yoni Bhre Kahuripan banyak pula ditemukan benda sejarah lainnya. Sejumlah temuan warga di Desa Klinterejo Kecamatan Sooko kini terkumpul di petilasan Tribuana Tungga Dewi.
"Di sekitar petilasan Tribuana Tungga Dewi, ditemukan puluhan sumur dan tembok-tembok kuno. Sedikitnya ada 15 buah umpak raksasa dan sekira 2.500 buah batu bata kuno,"ungkapnta
Beberapa waktu lalu, warga menemukan sebuah gentong kuno berdiameter sekitar 1 meter dengan tinggi sekira 80 sentimeter.
Gentong yang terbuat dari tanah liat dengan ketebalan sekira 15 sentimeter itu ditemukan warga setempat beberapa waktu lalu hasil ketidaksengajaan saat menggali tanah untuk kepentingan pembuatan batu bata.
Temuan tersebut adalah peninggalan zaman Majapahit karena dekat dengan situs Bhre kahuripan. ”Kemungkinan ini adalah pendapa mengingat ada temuan umpak dan bekas genteng yang hancur,” katanya.