Ikan untuk Merdeka Protein
Di bawah komando Menteri Trenggono, KKP terus bergerak agar masyarakat senang dan bangga mengonsumsi ikan. Dirjen PDSPKP Budi Sulistiyo mengatakan transformasi daya saing produk kelautan dan perikanan tak lepas peningkatan konsumsi produk perikanan, baik ekspor maupun dalam negeri. Melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan atau Gemarikan, Ditjen PDSPKP menggandeng para pemangku kepentingan guna mengingatkan pentingnya asupan protein ikan.
Terlebih asupan protein Indonesia di tahun 2023 masih 62,3 gram/kapita/hari. Dari angka tersebut, yang berasal dari ikan baru 9,25 gram/kapita/hari.
"Angka Vietnam mendekati negara maju yang sudah 100 gram ke atas. Seperti Norwegia, Amerika, bahkan yang tertinggi adalah China yaitu 121 gram per kapita per hari," ujar Budi Sulistiyo saat berbincang dengan Okezone belum lama ini.
Mengusung semangat "Merdeka Protein 100 gram", KKP menggandeng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya menangani permasalahan stunting. Seperti pada peringatan Hari Keluarga Nasional serta sosialisasi Protein Ikan untuk Generasi Emas dan Edukasi Kesehatan Reproduksi Anak Remaja di Kantor KKP.
"Menatap target Indonesia Emas 2045, berarti kan 21 tahun lagi, artinya anak-anak dan balita sekarang yang nanti masuk usia produktif (pada 2045), nah itu kita kawal," jelas Budi.
Tak hanya dengan BKKBN, KKP juga menggandeng Kementerian Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam mengedukasi pentingnya konsumsi ikan dan momentumnya terjadi pada peringatan Hari Anak Nasional pada 23 Juli 2024. Menteri PPPA Bintang Puspayoga pun mengapresiasi langkah KKP yang selalu mengampanyekan gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan). Di mana selama 3 tahun terakhir KKP juga terlibat aktif dalam peringatan Hari Anak Nasional dan memberikan ikan untuk anak-anak pinggiran di Jakarta.
Pada setiap kegiatan, KKP mengenalkan salah satu inovasi produk hilirisasi perikanan berupa hidrolisat protein ikan atau HPI. Budi menjabarkan, HPI merupakan intisari protein ikan, asam aminonya, bisa diekstrak dalam bentuk serbuk. "Ini dicampurkan, difortifikasi kepada bahan baku makanan seperti tepung atau sagu," sambungnya.
Inovasi tersebut pun telah diperkenalkan di Keraton Yogyakarta, pada 27 Juni 2024. Kala itu, Raja sekaligus Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X, berharap inovasi ini terus dikampanyekan ke masyarakat agar bisa menjadi bahan tambahan pangan seperti camilan dan lain sebagainya.
Menurutnya, inovasi tersebut semakin memudahkan sosialisasi Gemarikan yang sudah dijalankan sejak 2004. "Dengan HPI, ikan bisa masuk ke berbagai macam olahan makanan, termasuk jajanan cilok yang digandrungi anak sekolah," tuturnya.
Terkini, KKP telah mengusulkan agar ikan hasil tangkapan nelayan maupun hasil budidaya dapat menjadi bagian dalam paket bantuan pangan ke Badan Pangan Nasional (Bapanas). Melui surat bernomor B.2536/DJPDSPKP/KS.320/VII/2024 tertanggal 15 Juli 2024, KKP menyiapkan dukungan terkait sentra-sentra produksi perikanan, termasuk ketersediaan, jenis, volume, serta produk inovasi perikanan.
Budi berharap sinergi dan kolaborasi tersebut turut memperkuat gizi masyarakat, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan protein.
"Ini tentu akan memberikan dampak pertumbuhan eknomi yang bisa langsung dirasakan masyarakat banyak," tutupnya.