Soroti Pengaruh Digitalisasi, Pakar: Banyak Netizen Tak Bijak, Bermedsos Tanpa Filter

Qur'anul Hidayat, Jurnalis
Kamis 26 September 2024 17:33 WIB
FGD BPIP soroti berbagai persoalan etika bernegara. (Foto: Ist/Okezone)
Share :

JAKARTA - Digital Civility Index (DCI) menunjukkan tingkat keadaban digital masyarakat Indonesia sangat buruk, bahkan terburuk di Asia Tenggara. Hal itu terlihat dari penyebaran berita bohong dan penipuan yang banyak terjadi di media sosial (medsos).

Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Moch Qasim Mathar mengatakan, digitalisasi telah menciptakan masyarakat baru (netizen) yang kerap kali menggunakan media sosial dengan tidak bijak dengan menyebarkan ujaran kebencian, hoaks, dan lain sebagainya.

Mereka juga cenderung tidak kritis dan tidak melakukan filterisasi terhadap berita dan informasi sehingga menjadi komunitas yang memperburuk sistem bernegara yang beretika.

“Ini ada masalah pada media sosial. Di kalangan netizen, saya melihat banyak pikiran busuk. (Tapi) Ini masalah netizen, bukan masaah citizen. Kelihatannya citizen tidak bermasalah besar,” ujarnya, dikutip Kamis (26/9/2024).

Hal itu ditegaskan Qasim dalam diskusi kelompok terpumpun (FGD) yang digelar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) bertema Kerapuhan Etika Penyelenggara Negara: Etika dan Agama di Universitas Pattimura, beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Ma’arif Institute Andar Nubowo mengatakan, nilai-nilai universal agama menjadi salah satu sumber moralitas tertinggi dan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai sebuah negara beragama dimana keseluruhan warga negara Indonesia memiliki kebebasan beragama sebagaimana tercantum dalam konstitusi pasal 29 ayat 2 UUD NRI 1945 (Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu), maka sebagai sebuah konsekuensi logis ia juga berkewajiban menjalankan nilai ajaran agama dan atau kepercayaan yang dianutnya.

Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan nilai-nilai keburukan, semua nilai-nilai universal agama selaras dan integral dengan nilai etika dan moralitas secara umum. Karenanya orang yang menjalankan ajaran agamanya secara paripurna, ia juga akan berperilaku secara etis.

“Religiutas bangsa Indonesia sudah terangkum dalam diktum pembukaan UUD 1945 dan sila pertama Pancasila, sebagai urat tunggang menurut Buya Hamka di dalam satu tulisan tahun 1950, yang mendasari atau mempengaruhi sila lainnya,” kat Andar.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya