Iran Galau, Dilema Menahan Diri Atau Balas Dendam Atas Serangan Israel Terhadap Sekutunya Hizbullah

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 27 September 2024 10:28 WIB
Banyak kaum konservatif garis keras di Iran merasa tidak nyaman dengan kurangnya tindakan yang diambil Iran saat Israel menargetkan kelompok bersenjata Lebanon (Foto: EPA)
Share :

Iran adalah pemasok utama senjata yang dapat digunakan Hizbullah untuk melawan Israel, khususnya rudal dan pesawat nirawak canggih, dan Amerika Serikat (AS) sebelumnya menuduh bahwa Iran juga menyediakan dana sebanyak USD700 juta setiap tahunnya.

Minggu lalu, Mojtaba Amani, Duta Besar Iran untuk Lebanon, terluka parah ketika pagernya meledak minggu lalu di kedutaan di Beirut. Ribuan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah juga meledak dalam dua serangan yang menewaskan total 39 orang.

Iran menyalahkan Israel, tetapi tidak langsung membuat ancaman publik untuk melakukan pembalasan.

Sebaliknya, ketika Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus pada bulan April, menewaskan delapan komandan senior Pasukan Quds IRGC, Iran dengan cepat menanggapi dengan meluncurkan ratusan pesawat nirawak dan rudal ke Israel.

Iran juga berjanji untuk membalas setelah menyalahkan Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada akhir Juli, meskipun belum mengumumkan bahwa mereka telah mengambil tindakan apa pun.

Seorang mantan komandan IRGC mengatakan kepada BBC bahwa berulang kali mengancam Israel tanpa menindaklanjutinya semakin merusak kredibilitas pasukan di antara para pendukungnya di dalam Iran dan proksinya di luar negeri.

Pada Senin (23/9/2024), Presiden Pezeshkian mengatakan kepada anggota media AS di New York bahwa Israel berusaha menyeret Iran ke dalam perang.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya