Menerjemahkan Spirit Hari Toleransi Internasional

Opini, Jurnalis
Jum'at 15 November 2024 18:49 WIB
Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Gus Miftah (foto: Okezone)
Share :

Islam ala Walisongo menjadi tonggak toleransi dan koeksistensi di Nusantara. Semua itu tiada lain karena Al-Quran juga menyebut kelompok sosial dalam suatu bangsa dengan beraneka macamnya. Setidaknya ada sembilan penyebutan yang mengarah pada makna toleransi dan koeksistensi; Qoum (383x), Ummah (51x), Syu'ub (1x), Qabail (2x), Firqoh (29x), Thoifah (24x), Hizb (20x), Fauz (5x), dan Ahl (124x).

Seorang mufassir, Ar-Raghib Al-Ashfihani (w.1108), dalam Mufradat fi Gharib al-Qur’an, mengatakan karakteristik masyarakat yang begitu plural tidak ditemukan di bangsa Arab. Namun, bagaimana mungkin Al-Qur’an bisa melakukan klasifikasi dan kategorisasi terhadap karakter masyarakat yang majemuk adalah persoalan misterius yang berkaitan dengan mukjizat al-Qur’an sendiri.

Menjawab persoalan dari Al-Raghib Al-Ashfihani tersebut,  penulis meyakini al-Qur’an mungkin memberikan jawaban tentang sebuah negeri, yang memiliki 17.504 pulau, 1.340 suku, 742 bahasa, 5 agama besar, dan 126 kepercayaan lokal. Setidaknya begitulah kesimpulan diskusi kebudayaan dan keanekaragaman di Aula Convention Hall UIN Sunan Kalijaga.

Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto membuat sebuah langkah terobosan, terutama untuk menerjemahkan spirit Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Presiden membentuk Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan untuk meningkatkan toleransi dan koeksistensi, serta mengatasi masalah-masalah intoleransi, diskriminasi, dan ekstrimisme.

 

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya