Ridwan Kamil menyoroti besarnya biaya yang harus dikeluarkan calon kepala daerah, mulai dari alat peraga kampanye hingga kegiatan sosialisasi. Meskipun teknologi seperti ponsel dapat menjadi media kampanye yang murah, kebutuhan akan alat peraga konvensional masih mendominasi preferensi masyarakat.
"Kami inginnya melakukan kampanye hanya bermodalkan HP, ini kan murah. Namun, ternyata tidak bisa karena hasil surveinya masyarakat membutuhkan alat-alat peraga yang konvensional. Makanya Paslon 1, 2, dan 3 punya banyak alat peraga,”jelasnya.
Meski begitu, ia memuji Pilkada Jakarta kali ini karena sudah lebih jauh meninggalkan penggunaan politik identitas, sebuah kemajuan signifikan dalam proses demokrasi. "Saya berharap ke depan Pilkada ini makin murah sehingga orang-orang berkapasitas yang tidak memiliki dana besar tetap bisa ikut berpartisipasi. Karena tujuan pemilu adalah untuk memperbaiki bangsa," tutupnya.
Ridwan Kamil tidak hanya menawarkan janji kampanye, tetapi juga visi untuk menjadikan Jakarta sebagai model transparansi anggaran sekaligus demokrasi yang lebih berkualitas. Visi ini, jika terwujud, tidak hanya mengubah Jakarta, tetapi juga menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
(Puteranegara Batubara)