Mu’ti kembali menjelaskan bahwa yang sekarang menjadi persoalan adalah masalah persentase yang diterima baik dari domisili berapa persen dan prestasi berapa persen.
“Itu yang seringkali jadi persoalan. Kalau yang afirmasi sudah kami patok 20 persen, ini bagian dari pemihakan negara terhadap kelompok-kelompok yang kita anggap sebagai kelompok lemah,” pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)