Di Transnistria, bahasa Rumania tidak ditulis dengan huruf Latin seperti di Rumania pada umumnya, melainkan dengan huruf Cyrillic. Sebuah kontras yang unik dan menarik untuk diselami lebih dalam. Penggunaan aksara Cyrillic ini merupakan warisan dari masa lalu ketika wilayah ini berada di bawah pengaruh Uni Soviet. Setelah Bessarabia dianeksasi ke Uni Soviet pada tahun 1940, warga Moldova di kedua sisi Sungai Dniester dipaksa untuk menulis menggunakan aksara Cyrillic, bukan aksara Latin yang biasa mereka gunakan.
Di era modern ini, di mana simbol-simbol komunisme telah banyak ditinggalkan, Transnistria justru dengan bangga mempertahankan palu dan arit di benderanya. Sebuah kontras yang menarik dan mengundang rasa ingin tahu. Palu dan arit, yang melambangkan persatuan pekerja dan petani, dulunya merupakan simbol yang sangat kuat di Uni Soviet. Namun, di Transnistria, simbol ini tidak lagi memiliki makna ideologis yang sama. Bendera dan lambang negara Transnistria lebih merupakan simbol kesinambungan sejarah dan identitas budaya.
Dari uang plastiknya yang inovatif hingga lambang kotanya yang menampilkan singa berwajah manusia, Transnistria adalah negara yang penuh kontras dan daya tarik. Menawarkan pengalaman yang berbeda dan menarik bagi siapa saja yang berani menjelajahi wilayah yang tidak biasa ini, sebuah wilayah yang membeku dalam waktu dan menyimpan banyak kejutan menarik untuk diungkap.
(Rahman Asmardika)