Situasi Ramadan di Gaza dan Palestina Diperkirakan Tetap Tegang

Siti Gea Arzetty, Jurnalis
Kamis 27 Februari 2025 08:03 WIB
Warga Palestina menjalankan shalat Ramadan di reruntuhan masjid di Gaza. (Foto: Anadolu)
Share :

Ramadan di Palestina pada 2025 diperkirakan akan kembali diliputi dengan ketegangan dan kesedihan, mengingat situasi yang masih tidak pasti di wilayah tersebut akibat konflik yang telah berlangsung lama. Meskipun umat Muslim di Palestina tetap menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk, suasana Ramadan kemungkinan besar akan sangat berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Berikut adalah beberapa prediksi yang mungkin terjadi selama Ramadan 2025 di Palestina:

  • Konflik antara Israel dan Hamas diperkirakan masih berlanjut atau setidaknya ketegangan politik dan militer akan terus mempengaruhi kehidupan sehari-hari di Gaza dan Tepi Barat. Hal ini dapat menyebabkan pembatasan pergerakan, penutupan jalan, dan peningkatan pengamanan yang akan mempengaruhi aktivitas ibadah dan kehidupan sosial di Palestina.
  • Masjid Al-Aqsa, yang merupakan tempat yang sangat penting dalam tradisi Islam, kemungkinan besar akan tetap menjadi titik ketegangan antara umat Muslim dan otoritas Israel. Akses ke Al-Aqsa mungkin akan dibatasi, dan pembatasan ini dapat mempengaruhi jumlah jamaah yang dapat melaksanakan shalat tarawih dan ibadah lainnya selama bulan Ramadan.
  • Gaza kemungkinan akan terus menghadapi krisis kemanusiaan yang mendalam. Pembatasan akses bantuan kemanusiaan dan dampak dari serangan udara yang sebelumnya terjadi akan terus membebani kehidupan warga Palestina. Keterbatasan pasokan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya akan membuat Ramadan menjadi lebih sulit bagi banyak keluarga.

Di tengah kesulitan ini, banyak tradisi Ramadan yang kemungkinan akan terhenti atau terbatas, seperti buka puasa bersama di masjid atau pasar-pasar Ramadan yang ramai. Sebaliknya, banyak keluarga mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah, berdoa, dan berfokus pada ibadah untuk mencari ketenangan dan kedamaian.

Meski banyak yang meragukan perubahan besar dalam situasi politik dan keamanan pada 2025, Ramadan tetap menjadi waktu bagi umat Muslim untuk berdoa dan berharap akan adanya kedamaian. Sebagai malam yang penuh berkah, Laylat al-Qadr kemungkinan besar akan menjadi saat untuk banyak orang berdoa agar konflik segera berakhir dan mereka dapat merasakan ketenangan serta perdamaian di tanah suci mereka.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya