Hari juga menjelaskan perusahaan pelayaran tidak akan berhenti beroperasi selama musim lebaran. "Paling lama berhenti operasi selama 1 shift atau disesuaikan dengan jadwal kerja di pelabuhan," katanya.
Namun, Hari mengingatkan potensi penumpukan barang di pelabuhan jika pembatasan di sisi darat berlangsung terlalu lama. Jika barang tidak diambil dari pelabuhan, akan ada potensi penumpukan. Hal ini akan berpotensi mempengaruhi kinerja bongkar muat dari dan ke kapal di dermaga.
“Jangan sampai truk berhenti beroperasi lebih dari 10 hari, agar tidak terjadi penumpukan barang di pelabuhan,” tegasnya.
Kesiapan serupa disampaikan oleh perusahaan logistik dan forwarding yang juga tetap siap beroperasi 24/7. Hal tersebut untuk memastikan kelancaran distribusi barang selama periode liburan lebaran.
Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia Sulawesi Selatan dan Barat (ALFI Sulselbar), Syaifuddin Syahrudi, menegaskan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam operasional perusahaan logistik dan forwarding selama musim lebaran.