Hampir 1.000 Prajurit Angkatan Udara Israel Teken Petisi Tolak Perang Gaza

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Jum'at 11 April 2025 16:08 WIB
Hampir 1.000 Prajurit Angkatan Udara Israel Teken Petisi Tolak Perang Gaza (Ilustrasi/Reuters)
Share :

YERUSALEM - Sebanyak 970 personel Angkatan Udara Israel menandatangani petisi menolak perang di Jalur Gaza. Petisi itu ditandatangani pilot, perwira, dan prajurit AU Israel. 

1. Hampir 1.000 Prajurit AU Israel Tolak Perang Gaza

Media lokal Israel Haaretz, dikutip dari Anadolu Agency melaporkan, "sekitar 970 awak pesawat, beberapa di antaranya dalam dinas cadangan aktif, menandatangani surat yang menentang perang tetapi tidak menyerukan penolakan untuk bertugas."

Dalam beberapa hari terakhir, para pemimpin senior Angkatan Udara menelepon para prajurit cadangan yang mendukung petisi tersebut, Mereka didesak untuk menarik kembali dukungannya, lapor media tersebut.

Para komandan memberi tahu para prajurit cadangan bahwa mereka akan dipecat jika menolak untuk mematuhinya, menurut Haaretz.

Setelah ancaman tersebut, hanya 25 prajurit yang menarik dukungannya pada petisi tersebut. Sementara delapan lainnya meminta untuk menambahkan tanda tangan mereka.

Mereka yang meneken petisi, termasuk perwira senior Angkatan Udara dan pilot, berpendapat bahwa "pertempuran di Gaza melayani kepentingan politik, bukan keamanan." 

Anggota oposisi Israel telah lama berpendapat bahwa perang di Gaza dimaksudkan untuk memungkinkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tetap menjabat dan tidak ada hubungannya dengan keamanan Israel. 

Beberapa hari sebelumnya, Panglima Angkatan Udara Mayjen Tomer Bar bertemu beberapa prajurit yang meneken petisi. Selama pertemuan tersebut, perwira cadangan mengkritik tajam keputusan Bar untuk mengancam semua prajurit yang menandatanangi petisi dengan pemecatan. 

 

Mereka menyebutnya sebagai tindakan yang melanggar hukum dan etika yang melanggar hak-hak cadangan untuk mengekspresikan pandangan politik, menurut Haaretz. 

"Mereka yang menandatangani teks yang mengklaim dimulainya kembali perang terutama bersifat politis dan merugikan prospek pembebasan sandera tidak dapat memenuhi tugas cadangan mereka," jawab Bar. 

Dia menganggap penandatanganan surat itu selama masa perang "tidak sah," menurut outlet tersebut. Bar juga memperkirakan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera akan segera ditandatangani. 

2. 1.500 Warga Gaza Tewas sejak Israel Langgar Gencatan Senjata

Di sisi lain, militer Israel kembali melancarkan serangan mematikan di Gaza pada 18 Maret. Sejak itu, serangan tersebut telah menewaskan hampir 1.500 korban, melukai 3.700 lainnya, dan menghancurkan gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan di daerah kantong yang ditandatangani pada Januari.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji minggu lalu untuk meningkatkan serangan di Gaza karena upaya sedang dilakukan untuk melaksanakan rencana Presiden AS Donald Trump guna mengusir warga Palestina dari daerah kantong itu.

Lebih dari 50.800 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.

Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan November lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas agresi militernya di Gaza. 

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya