Lebih lanjut, Hasan menegaskan bahwa masalah premanisme harus dicarikan jalan keluar. Pasalnya, mereka yang menjadi pelaku juga merupakan anak-anak bangsa yang harus dibina dan diarahkan agar bisa produktif tanpa mengganggu pengusaha.
“Dan ini tentu nggak hari ini direncanakan, besok kejadian, nggak. Tentu perlu proses. Dan bagaimanapun mereka kan juga anak-anak bangsa Indonesia yang perlu dicarikan jalan keluar. Ya kan? Dibina, diarahkan untuk kerja-kerja lebih produktif. Kan dia sumber daya manusia kita juga bisa dibina dan dilatih,” ujarnya.
Kemudian, Hasan memberikan contoh program dari Gubernur Jabar Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi untuk mengirim anak-anak ke barak militer. Dia pun mengatakan bahwa program ini sebagai bagian dari upaya menghilangkan aksi-aksi premanisme.
“Kang Dedi Mulyadi kan juga yang nakal, ayo dibawa ke Barak gitu. Kalau sekarang gak mau sekolah aja, divideoin, dilaporin ke Kang Dedi gitu. Ini bagian dari upaya kita bersama sebagai sebuah bangsa untuk menghilangkan hambatan-hambatan dalam berusaha,” katanya.
“Supaya investasi masuk di sini, orang-orang senang berusaha di sini. Sehingga kalau orang senang berusaha, lapangan kerja bisa terbuka. Kalau lapangan kerja bisa terbuka, yang tadinya gak kerja dan berusaha untuk jadi preman dan malak-malak, siapa tau tertarik untuk, atau bisa diarahkan untuk bisa bekerja dengan resmi,” pungkasnya.
(Khafid Mardiyansyah)