"Sembilan warga masyarakat ini secara bahu-membahu membantu mengangkat detonator ke dalam lubang itu diterima oleh prajurit. Saat itulah kecelakaan terjadi," kata dia melanjutkan.
Wahyu menegaskan, seharusnya tidak ada korban masyarakat sipil jika tidak ada pelibatan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Apalagi, detonator yang dibawa dalam kondisi afkir atau expired yang membutuhkan kehati-hatian dan dilakukan oleh profesional.
"Tetapi itu tidak terjadi, kenapa? Karena ada pelibatan masyarakat untuk membantu kegiatan tersebut yang masyarakat tidak tahu cara-cara itu. Sehingga saat terjadi ledakan karena penanganan tidak semestinya, korban jatuh di sekitar lubang. Dan itu menjadi bahan evaluasi yang cukup tegas bagi pimpinan Angkatan Darat," pungkasnya.
(Fetra Hariandja)