TNI AD: Investigasi Ledakan Amunisi Afkir di Garut, Kurang Hati-Hati dan Libatkan Masyarakat

Felldy Utama, Jurnalis
Senin 26 Mei 2025 20:53 WIB
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana/Foto: Felldy Utama-Okezone
Share :

JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Wahyu Yudhayana mengungkap hasil investigasi insiden ledakan amunisi kadaluwarsa di Garut, Jawa Barat. Ada dua hal pokok yang menjadi perhatian dari kejadian tersebut.

"Jadi, tim investigasi mendapatkan beberapa hal yang berkaitan dengan dua hal pokok. Pertama, mengapa ledakan bisa terjadi. Yang kedua, mengapa bisa ada korban masyarakat sipil," kata Wahyu di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Terkait ledakan, hasil investigasi menunjukkan detonator yang akan dimusnahkan dalam kondisi expired atau kondisi afkir. Tentu kondisinya ada ketidakstabilan dari konstruksi.

"Perlakuannya memerlukan ekstra hati-hati. Perlu dilakukan tenaga profesional. Poin pertama ini berkaitan dengan kenapa ledakan bisa terjadi," ujarnya.

Ternyata, kondisi ini tidak diketahui beberapa personel yang bertugas. Kemudian tim investigasi menemukan hasil ada pelibatan masyarakat luar.

"Jadi dalam rangka penghancuran kondisi afkir itu, ada pelibatan masyarakat. Kami sampaikan di sini ada pelibatan masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat administrasi dan kegiatan yang bersifat ringan," tuturnya.

Pelibatan masyarakat di antaranya seperti membantu menyediakan masakan bagi personel hingga logistik. Namun, ditemukan juga dari investigasi yang dilakukan, masyarakat dilibatkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemusnahan amunisi kadaluwarsa.

Melaksanakan kegiatan yang dimaksud seperti menggali lubang dan pembersihan pasca peledakan dilaksanakan. Diketahui, kata dia, residu-residu yang terjadi setelah ledakan itu kan cukup banyak.

"Berkaitan dengan poin kedua dari hasil investigasi itu, saya sampaikan ada pelibatan masyarakat. Jadi masyarakat ikut membantu mengangkat material-material detonator, box detonator ke dalam lubang penghancuran," ungkapnya.

 

"Sembilan warga masyarakat ini secara bahu-membahu membantu mengangkat detonator ke dalam lubang itu diterima oleh prajurit. Saat itulah kecelakaan terjadi," kata dia melanjutkan.

Wahyu menegaskan, seharusnya tidak ada korban masyarakat sipil jika tidak ada pelibatan dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Apalagi, detonator yang dibawa dalam kondisi afkir atau expired yang membutuhkan kehati-hatian dan dilakukan oleh profesional.

"Tetapi itu tidak terjadi, kenapa? Karena ada pelibatan masyarakat untuk membantu kegiatan tersebut yang masyarakat tidak tahu cara-cara itu. Sehingga saat terjadi ledakan karena penanganan tidak semestinya, korban jatuh di sekitar lubang. Dan itu menjadi bahan evaluasi yang cukup tegas bagi pimpinan Angkatan Darat," pungkasnya.

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya