BANDUNG BARAT - Seorang pria berinisial O (52), warga Desa Bojongkoneng, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dinyatakan positif terpapar Virus Hanta. Buruh bangunan itu dinyatakan terpapar melalui hasil uji lab dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan RI di Salatiga.
"Benar, ada satu warga KBB dari Kecamatan Ngamprah berinisial O (52) yang terkena Virus Hanta," kata Kepala Dinas Kesehatan KBB, Dr Ridwan Abdullah Putra di Ngamprah, Kamis (19/6/2025).
Temuan kasus ini berawal saat yang bersangkutan mengalami gejala pusing, demam, nyeri lambung, serta mual muntah ketika bekerja, sejak 2 Mei 2025. Pasien mengaku sempat digigit tikus saat bekerja di proyek bangunan.
"Sampai akhirnya pasien itu dirawat di RSHS Kota Bandung dengan dugaan awal Leptospirosis. Namun setelah hasil laboratorium keluar ternyata positif Virus Hanta," tuturnya.
Dr Ridwan lantas menginstruksikan Tim Surveilans Puskesmas Ngamprah melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap pasien, keluarga, dan lingkungan sekitar. Beruntung, tidak ada keluarga pasien dan warga sekitar yang terindikasi mengalami gejala serupa.
"Kasus ini menjadi pengingat penting tentang kesiapsiagaan menghadapi penyakit langka seperti Vurus Hanta. Mitigasi dan respons cepat akan kami lakukan untuk melindungi masyarakat dari virus ini," tegasnya.
Dinas Kesehatan KBB berkomitmen terus melakukan pemantauan aktif guna memastikan masyarakat terlindungi dari ancaman penyakit menular. Termasuk mengimbau masyarakat agar waspada khususnya bagi pekerja lapangan.
“Gunakan APD, hindari lingkungan kotor, dan segera ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala-gejala seperti demam, muntah, dan tubuh lemah secara tiba-tiba,” pintanya.
Seperti diketahui Virus Hanta merupakan virus langka di Indonesia dan tergolong penyakit zoonosis yang ditularkan melalui gigitan atau paparan urin, air liur, maupun kotoran dari tikus.
Virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) atau Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS). Virus ini bukan penyakit umum, tetapi dapat mematikan jika tidak segera ditangani.
(Fetra Hariandja)