JAKARTA - Lebih dari 2.000 anak muda generasi Z atau Gen-Z memadati Masjid Istiqlal, Jakarta, dalam kegiatan “Peaceful Muharam bersama Gen-Z” sebagai peringatan Tahun Baru Islam yang digelar Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian program yang sudah berlangsung sejak 22 Juni hingga 16 Juli 2025.
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengapresiasi anak muda yang memanfaatkan momentum Tahun Baru Islam 1447 H ini untuk memperkuat kesadaran spiritual dan karakter. Menag menekankan pentingnya generasi muda memiliki nilai al-Qawiyyu (kuat) dan al-Amin (terpercaya).
“Kalau dulu Istiqlal hanya dipenuhi oleh para pensiunan, hari ini justru dipenuhi oleh anak-anak muda yang menghidupkan masjid. Ini bukan sekadar perubahan demografi, ini pertanda bangkitnya kesadaran generasi penerus,” ujar Nasaruddin Umar.
Dirinya juga menggarisbawahi bahwa bangsa ini membutuhkan lebih dari sekadar kecerdasan akademik. “Pintar itu baik, tapi belum cukup. Kita butuh generasi yang jujur, tahan uji, punya loyalitas, dan bisa dipercaya. Itulah esensi dari al-amin,” ungkapnya.
Kemudian, Menag Nasaruddin mengisahkan proses seleksi ketat yang dilakukan oleh sebuah perusahaan multinasional di ITB, di mana dari 200 pendaftar hanya dua orang yang dianggap layak. Bukan karena kurang pintar, tetapi karena kurang karakter.
“Yang lolos adalah mereka yang lurus dan tahan tekanan. Karena masa depan tidak bisa dibangun oleh orang yang cepat goyah atau mudah tergoda,” ujarnya.
Selain itu, ia menyampaikan kisah transformasi perusahaan otomotif di India yang berhasil bukan lewat pelatihan teknis di Jepang, melainkan lewat pelatihan meditasi dan spiritualitas. “Yang membawa perubahan justru bukan yang paling mahal pendidikannya, tapi yang paling jernih jiwanya,” imbuhnya.
Pelajaran penting dari semua kisah itu, sambungnya, karakter adalah fondasi utama kepemimpinan, tanpa amanah dan keimanan, ilmu dan teknologi bisa kehilangan arah. “Rasulullah digelari al-amin sebelum menjadi nabi. Artinya, karakter adalah syarat awal untuk jadi pemimpin umat. Maka kalian, anak-anak muda hari ini, harus membangun reputasi yang sama sejak muda,” pesannya.
Karena itu, Nasaruddin Umar mengapresiasi format kegiatan yang kreatif, inspiratif, dan selaras dengan bahasa generasi saat ini. Ia juga menilai, Peaceful Muharam adalah bukti bahwa masjid bisa menjadi ruang yang hidup dan relevan bagi Gen-Z.
“Saya bangga, hari ini dakwah kita tidak kaku. Masjid kita tidak sunyi. Anak muda kembali menjadi bagian dari gerakan perubahan yang damai dan mencerahkan,” ucapnya.
Sebagai penutup, dirinya mengajak hadirin dengan reflektif. Ia berpesan, dalam membangun masa depan harus dengan iman, karakter, dan cinta damai. "Karena kalianlah harapan bangsa dan umat," tandasnya.
Sementara, Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari desain besar Kementerian Agama dalam membumikan nilai-nilai moderasi beragama di kalangan anak muda.
“Peaceful Muharam bersama Gen-Z ini bukan kegiatan seremonial semata. Ini bagian dari upaya sistematis kami membentuk ruang religius yang ramah, produktif, dan penuh makna,” kata Abu.
Sepanjang 22 Juni hingga 16 Juli 2025, Bimas Islam menggelar berbagai kegiatan inklusif dan edukatif, seperti Car Free Day: Syiar Muharam, Ngaji Budaya Tradisi Nusantara, GAS Nikah with Habib Jafar, Nikah Massal, Lebaran Yatim dan Difabel, hingga Konferensi Internasional Islamic Ecotheology (ICIEFE).
Abu juga menyebut, acara Peaceful Muharam bersama Gen-Z sengaja dikemas dalam format talkshow agar komunikatif dan dekat dengan keseharian peserta. Acara menghadirkan Ustaz Dennis Liem dan Guz Romzy Ahmad, serta ditutup dengan doa bersama dan deklarasi damai.
“Kami ingin dakwah Islam benar-benar hadir di ruang publik secara segar, bukan menggurui, tapi mengajak berdialog. Ini penting untuk menjaga generasi muda tetap dalam orbit keagamaan yang sehat dan progresif,” pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)