Karena itu, Nasaruddin Umar mengapresiasi format kegiatan yang kreatif, inspiratif, dan selaras dengan bahasa generasi saat ini. Ia juga menilai, Peaceful Muharam adalah bukti bahwa masjid bisa menjadi ruang yang hidup dan relevan bagi Gen-Z.
“Saya bangga, hari ini dakwah kita tidak kaku. Masjid kita tidak sunyi. Anak muda kembali menjadi bagian dari gerakan perubahan yang damai dan mencerahkan,” ucapnya.
Sebagai penutup, dirinya mengajak hadirin dengan reflektif. Ia berpesan, dalam membangun masa depan harus dengan iman, karakter, dan cinta damai. "Karena kalianlah harapan bangsa dan umat," tandasnya.
Sementara, Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari desain besar Kementerian Agama dalam membumikan nilai-nilai moderasi beragama di kalangan anak muda.
“Peaceful Muharam bersama Gen-Z ini bukan kegiatan seremonial semata. Ini bagian dari upaya sistematis kami membentuk ruang religius yang ramah, produktif, dan penuh makna,” kata Abu.
Sepanjang 22 Juni hingga 16 Juli 2025, Bimas Islam menggelar berbagai kegiatan inklusif dan edukatif, seperti Car Free Day: Syiar Muharam, Ngaji Budaya Tradisi Nusantara, GAS Nikah with Habib Jafar, Nikah Massal, Lebaran Yatim dan Difabel, hingga Konferensi Internasional Islamic Ecotheology (ICIEFE).
Abu juga menyebut, acara Peaceful Muharam bersama Gen-Z sengaja dikemas dalam format talkshow agar komunikatif dan dekat dengan keseharian peserta. Acara menghadirkan Ustaz Dennis Liem dan Guz Romzy Ahmad, serta ditutup dengan doa bersama dan deklarasi damai.
“Kami ingin dakwah Islam benar-benar hadir di ruang publik secara segar, bukan menggurui, tapi mengajak berdialog. Ini penting untuk menjaga generasi muda tetap dalam orbit keagamaan yang sehat dan progresif,” pungkasnya.
(Angkasa Yudhistira)