WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengaku menerima peringatan tentang serangan Israel ke Qatar dari militer AS, dalam sebuah pernyataan di media sosial. Namun, ia tidak menyebutkan apakah Israel yang memberi tahu militer AS.
Serangan udara Israel ke Qatar pada Selasa (9/9/2025) diklaim untuk membunuh para pemimpin politik Hamas. Meski, serangan itu berpotensi menggagalkan upaya perundingan damai yang dimediasi Qatar antara Hamas dan Israel.
"Pengeboman sepihak di Qatar, negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat, yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika," tulis Trump, dikutip Reuters.
"Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil untung dari penderitaan mereka yang tinggal di Gaza, adalah tujuan yang mulia, " imbuhnya.
Trump menegaskan, serangan terhadap Hamas sebagai tujuan yang layak. Meski, ia merasa tidak enak karena serangan itu terjadi di negara Teluk Arab tersebut, yang merupakan sekutu utama Washington di luar NATO dan tempat kelompok Islamis Palestina tersebut telah lama memiliki basis politiknya.
Qatar adalah mitra keamanan Amerika Serikat dan tuan rumah Pangkalan Udara al-Udeid, fasilitas militer AS terbesar di Timur Tengah. Namun, serangan itu menuai kecaman dari Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Uni Eropa.
Sementara Hamas mengatakan, lima anggotanya tewas dalam serangan itu, termasuk putra kepala Hamas di Gaza yang diasingkan dan negosiator utama, Khalil al-Hayya. Hamas menyatakan, Israel telah gagal dalam apa yang disebut Hamas sebagai upaya pembunuhan terhadap tim negosiasi gencatan senjata kelompok tersebut.
(Arief Setyadi )