JAKARTA – Polda Metro Jaya menahan sejumlah aktivis usai demonstrasi yang berujung ricuh pada 28–30 Agustus 2025 lalu, di antaranya Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, dan admin Gejayan Memanggil, Syahdan Husein. Keluarga pun membeberkan kondisi terkini keduanya.
"Kondisi Delpedro di dalam, dia sehat. Tapi, ada penurunan berat badan selama ditahan di Polda Metro Jaya. Lalu, ada pesan yang disampaikan oleh Delpedro. Yang bisa dia lakukan di dalam hanya membaca, bahkan untuk menulis pun susah," ujar kakak Delpedro, Delpiero Hegelian, Rabu (17/9/2025).
Menurutnya, Delpedro tidak mendapatkan akses untuk menulis, padahal ia ingin menyelesaikan tesisnya. Keluarga juga baru mengetahui kabar penangkapan Delpedro dari teman-temannya, bukan dari pihak kepolisian. Kini, mereka pun dipersulit untuk menjenguk.
"Baru hari ini lagi kami dipersulit untuk masuk, harus ada izin dari penyidik. Delpedro dan kawan-kawan tidak bersalah. Jika memang tidak bersalah, tolong segera lepaskan, karena mereka memiliki hak asasi manusia," tuturnya.
"Itu membuat psikis Syahdan terganggu. Maksudnya, dia tidak bisa mendapatkan pendampingan secara emosional atau psikologis, karena merasa tidak mendapat dukungan dari kuasa hukum atau keluarganya. Padahal, semua sedang bekerja keras di luar. Tapi memang akses untuk bertemu Syahdan dihalang-halangi," jelasnya.
Sizigia juga menyebut Syahdan sudah mogok makan sejak 11 September 2025, sebagai bentuk protes atas penangkapan dirinya dan aktivis lainnya.
"Per hari ini berarti sudah seminggu. Ini sebagai bentuk protes dia atas penangkapan seluruh aktivis. Dia mengatakan akan mogok makan sampai seluruh tahanan politik dibebaskan," ujarnya lagi.
Tak hanya Syahdan, kata Sizigia, ada 16 aktivis lain yang juga ikut mogok makan di dalam tahanan sebagai bentuk solidaritas dan desakan agar mereka segera dibebaskan. Ia menegaskan, Syahdan bukanlah provokator.
"Ini mereka membuat surat (sambil menunjukkan surat) untuk DPR dan Pak Presiden Prabowo. Total 16 orang ikut mogok makan sebagai bentuk aksi dari penangkapan ini," pungkasnya.
(Arief Setyadi )