Pimpinan Upacara Peringatan Rapat Raksasa Ikada, Wagub DKI Gaungkan Semangat Bung Karno

Danandaya Arya putra, Jurnalis
Jum'at 19 September 2025 10:44 WIB
Wakil Gubernur Rano Karno menjadi inspektur upacara dalam peringatan ke-80 Rapat Raksasa Lapangan Ikada/Foto: Danandaya Arya putra-Okezone
Share :

JAKARTA – Wakil Gubernur Rano Karno menjadi inspektur upacara dalam peringatan ke-80 Rapat Raksasa Lapangan Ikada di Monas, Jumat (19/9/2025) pagi. Dalam amanatnya, Rano mengingatkan kembali semangat Ir. Soekarno (Bung Karno) ketika membakar semangat ribuan pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Ketika itu, rakyat berduyun-duyun datang dengan berbekal tekad untuk menjaga republik yang baru lahir agar tidak runtuh sebelum sempat tumbuh. Dan di tengah samudra manusia, Bung Karno berdiri dengan suara yang bergetar namun membakar. Ia meyakinkan rakyat bahwa kemerdekaan bukan sekadar janji, melainkan amanah yang harus dipikul dan diperjuangkan hingga ke batas terjauh," kata Rano.

Menurutnya, peristiwa rapat raksasa di Lapangan Ikada merupakan penanda bahwa bangsa ini lahir bukan hanya dari proklamasi, tetapi juga dari keberanian rakyatnya dalam mempertahankan kemerdekaan. Maka dari itu, ia meminta seluruh peserta upacara mengingat kembali sejarah yang pernah ada.

"Bung Karno pernah berujar, bangsa yang tidak percaya pada kekuatan sendiri tidak akan pernah dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka," tuturnya.

 

Ucapan Bung Karno di atas, menurutnya, bukan sekadar retorika hampa, tetapi kalimat yang mampu mengetuk pintu kesadaran. Sebab, di tengah arus informasi yang mengepung, masyarakat harus berani percaya pada kekuatan diri sendiri.

"Tidak boleh terjebak menjadi bangsa peniru yang kehilangan jati diri," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung Jakarta yang sedang bergegas menjadi kota global. Ia mengingatkan bahwa menjadi kota global bukan berarti melupakan budaya khas milik Jakarta.

"Kota global bukanlah kota yang kehilangan arah, melainkan kota yang tetap setia pada budaya, sejarah, dan solidaritas rakyatnya," katanya.

Rano juga mengingatkan kembali pesan Bung Karno bahwa revolusi bukan sekadar pergantian penguasa, melainkan upaya melahirkan tatanan yang adil bagi seluruh rakyat. Maka dari itu, ia meminta para aparatur sipil negara dan penggerak birokrasi untuk senantiasa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.

"Menjadi pelayan publik berarti bukan hanya menguasai prosedur, tetapi juga merawat nurani. Menjadi pelayan publik berarti bekerja dengan integritas, kompetensi, dan keikhlasan. Hanya dengan cara itu Jakarta bisa benar-benar disebut kota global, bukan karena gedung pencakar langitnya, melainkan karena manusianya yang melayani dengan hati," ujar dia.

(Fetra Hariandja)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya