Lebih lanjut, ia menegaskan komitmen Indonesia untuk melakukan preservasi, konservasi, dan menjamin keamanan koleksi, sekaligus membuka ruang penelitian kolaboratif internasional.
“Fosil ini akan menjadi katalis bagi perkembangan paleoantropologi dunia, sekaligus menjadi materi edukasi publik agar setiap anak Indonesia tahu bahwa tanah airnya adalah rumah paling awal peradaban dunia,” ucapnya.
Menbud Fadli menjelaskan, koleksi Dubois yang akan dikembalikan sebanyak 28.131 koleksi berupa fosil manusia dan fosil hewan purba yang seluruhnya merupakan bagian dari dokumentasi ilmiah penting. Koleksi ini ke depan akan disimpan dan dipamerkan di Museum Nasional Indonesia.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga sekaligus Ketua Tim Repatriasi Indonesia, Ismunandar menekankan bahwa proses pemulangan fosil merupakan hasil diplomasi budaya yang panjang dan kerja sama erat antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda.
Sejak 1951, tokoh-tokoh Indonesia telah meminta pengembalian koleksi Dubois, mulai dari Muhammad Yamin, Prof Ida Bagus Mantra pada 1970-an, hingga permintaan resmi terbaru Pemerintah Indonesia pada 2022 lalu.
“Permintaan ini sebenarnya sudah diajukan sejak lama. Bahkan, tokoh bangsa Muhammad Yamin pernah menyuarakan hak Indonesia atas fosil ini. Perjalanan panjang ini adalah bukti konsistensi bangsa kita dalam memperjuangkan hak-hak budaya. Kepulangan ini juga membuktikan bahwa diplomasi budaya dapat menghasilkan keadilan sejarah,” kata Ismunandar.