Menbud Fadli Zon Resmikan Pameran Wastra, Kolaborasi Diplomasi Indonesia dan Jepang

Anindita Trinoviana, Jurnalis
Sabtu 25 Oktober 2025 07:03 WIB
Menbud Fadli Zon resmikan pameran Jalinan Waktu: Pewarnaan dan Tenunan Wastra Indonesia dan Jepang. (Foto: dok Kemenbud)
Share :

JAKARTA – Kementerian Kebudayaan, melalui Museum dan Cagar Budaya unit Museum Nasional Indonesia bekerja sama dengan Museum Nasional Tokyo menyelenggarakan pameran bertajuk “Jalinan Waktu: Pewarnaan dan Tenunan Wastra Indonesia dan Jepang”. Pameran ini secara resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon di Museum Nasional Indonesia.

Menampilkan 26 koleksi wastra Jepang dari Museum Nasional Tokyo yang sebagian besar berupa kimono, pameran ini dikuratori oleh Oyama Yuzuruha, Kurator Utama sekaligus Kepala Bagian Penelitian, Museum Nasional Tokyo yang telah mendalami wastra lebih dari sepuluh tahun.

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon dalam pembukaan pameran menyampaikan meski bahan dan teknik antara Indonesia dan Jepang berbeda, tradisi kita memuliakan prinsip yang sama. Baik melalui songket maupun shibori, melalui ikat atau yuzen, menurutnya, semua karya ini berbagi satu esensi: keselarasan dengan alam.

"Karya-karya tersebut mencerminkan pencarian manusia untuk menciptakan keindahan-keindahan yang menghubungkan bumi, jiwa, dan generasi penerus," ujar Menbud.

Menbud menyampaikan, pameran ini adalah kolaborasi antara Museum dan Cagar Budaya dan Museum Nasional Tokyo, dua institusi yang memikul tanggung jawab besar dalam melestarikan dan merayakan warisan budaya.

Dia menjelaskan hubungan antara Indonesia dan Jepang yang terjalin melalui sejarah panjang dan terus berkembang, cukup kuat untuk membawa kenangan, makna, dan persahabatan lintas generasi.

"Kedua negara kita menjalin hubungan diplomatik pada 1958, dan selama hampir tujuh dekade kita telah membangun kemitraan yang saling menguntungkan, yang terus tumbuh semakin kuat di berbagai bidang. Di jantung hubungan ini terletak budaya yang hadir lebih awal daripada bentuk kerja sama lainnya, dan terus menjadi fondasi kepercayaan, saling menghormati, dan persahabatan antara masyarakat kita," kata Menteri Fadli Zon.

Kolaborasi seperti ini, menurut Menbud yang menjadikan Konstitusi Indonesia dan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, terasa nyata. Upaya ini memperkuat diplomasi budaya, sekaligus mendorong ekonomi budaya yang inklusif dan berkelanjutan bagi komunitas tekstil kita.

"Saat kita menatap ke depan menuju 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Jepang pada 2028, kolaborasi ini memberikan arah bahwa budaya adalah dialog yang hidup, yang harus terus dipelihara melalui pengelolaan bersama (shared stewardship)," tuturnya.

Sedangkan Myochin Mitsuru, selaku chargée d'affaires Kedutaan Besar Jepang, dalam kesempatan serupa menyampaikan bahwa di antara (objek) pameran, Batik, yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO, telah mendapat apresiasi luas di Jepang karena signifikansi budayanya.

Pameran ini, menurutnya, juga membandingkan tekstil Indonesia, seperti Batik dan Ikat, dengan teknik pewarnaan dan tenun Jepang, yang menyoroti tradisi kedua negara dan sejarah yang terus berlanjut hingga kini.

Myochin Mitsuru menyampaikan apresiasinya atas dipamerkannya kimono tradisional Jepang di Indonesia dengan cara yang bermakna. Selanjutnya, ia berharap semua orang dapat menghargai keahlian dan ketelitian yang tersembunyi dalam warna-warna halus dan bahan-bahan kimono tersebut.

"Saya yakin pameran kolaboratif antara museum kedua negara kita ini akan menjadi katalisator yang kuat untuk memperdalam persahabatan dan keramahan antara Jepang dan Indonesia, serta untuk memperluas pertukaran budaya. Saya dengan tulus berharap pameran ini akan menjadi sukses besar dan menciptakan kenangan tak terlupakan bagi semua yang hadir," ujarnya.

Turut hadir mendampingi Menteri Kebudayaan, Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan, Bambang Wibawarta; Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan, Endah T.D. Retnoastuti, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Media dan Komunikasi Publik, M. Asrian Mirza, Kepala Museum dan Cagar Budaya, Abi Kusno; dan Direktur Eksekutif Badan Usaha Museum dan Cagar Budaya, Esti Nurjadin.

Sedangkan sebagai perwakilan dari pihak Jepang turut hadir perwakilan dari Kedutaan Besar Jepang, Myochin Mitsuru; Direktur Eksekutif Museum Nasional Tokyo, Makoto Fujiwara; serta Anggota Dewan Museum Nasional Tokyo, Hiroshi Tabata.

Pameran “Jalinan Waktu: Pewarnaan dan Tenunan Wastra Indonesia dan Jepang” dibuka untuk umum mulai 25 Oktober hingga 7 Desember 2025. Selama periode pameran, setiap akhir pekan akan digelar berbagai lokakarya budaya Jepang.

Melalui pameran ini, pengunjung diajak untuk menikmati keindahan tradisi tekstil Jepang sekaligus memahami keterkaitannya dengan kekayaan tradisi tekstil Indonesia. Pameran ini memperlihatkan kemiripan teknik tenun yang berkembang di kedua negara, sekaligus menjadi ruang refleksi tentang kelestarian dan masa depan warisan budaya tekstil Asia Timur dan Asia Tenggara.

(Agustina Wulandari )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya