“Kita tidak ingin harmoni hanya menjadi jargon. Melalui kegiatan ini, kami ingin meneguhkan bahwa spiritualitas, budaya, dan kebersamaan bisa menjadi sarana memperkuat daya tahan sosial bangsa,” tegasnya.
Dalam pandangannya, keberagaman tidak boleh dipandang sebagai beban, tetapi sebagai modal sosial yang membentuk karakter bangsa.
“Kerukunan harus dirawat dengan dialog, bukan dengan jarak. Dan dialog itu harus dihidupkan dalam keseharian, bukan hanya di forum resmi,” ucapnya.
Oleh karena itu, dia mendorong pentingnya sinergi lintas sektor agar The Wonder of Harmony tidak berhenti sebagai program tahunan, tetapi menjadi gerakan sosial berkelanjutan.
"Kemenag mendorong agar nilai-nilai harmoni ditanamkan dalam setiap lini kehidupan, dari pendidikan, rumah ibadah, hingga ruang publik digital. Sebab harmoni bukan sekadar tema, tapi kebutuhan bangsa yang harus terus ditumbuhkan,” pungkasnya.
(Fahmi Firdaus )