Peningkatan investasi dan serapan tenaga kerja ini menjadi bukti bahwa ekonomi berbasis sumber daya alam dapat tumbuh secara berkelanjutan, tanpa mengorbankan kelestarian hutan atau memicu deforestasi.
Selain manfaat ekonomi, industri wood pellet yang bersertifikasi SVLK juga memberikan kontribusi penting dalam mitigasi perubahan iklim dan kelestarian lingkungan.
Penggantian 1 ton batu bara dengan biomassa setara dengan pengurangan emisi CO2 sebesar kurang lebih 2,42 ton. Substitusi ini, yang dicapai melalui program co-firing dan transisi energi bersih, membuktikan komitmen Indonesia terhadap energi terbarukan.
Industri ini berkontribusi langsung terhadap target Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC) 2022 Indonesia, di mana sektor energi ditargetkan mengurangi emisi sebesar 11,9 persen pada 2030.
Pemanfaatan limbah kayu dari HTI sebagai bahan baku mengurangi praktik pembakaran terbuka (yang menyebabkan polusi) dan memperpanjang siklus karbon hutan tanaman, semakin memperkuat posisi Gorontalo sebagai kawasan lestari yang terhindar dari deforestasi.
Pemahaman terhadap dinamika pasar global menjadi kunci untuk menempatkan Indonesia, khususnya Gorontalo, dalam konteks energi terbarukan dunia.
Wood pellet adalah produk biomassa padat yang terbuat dari serbuk atau limbah kayu yang dipadatkan (densifikasi) untuk menjadi sumber energi terbarukan, berfungsi sebagai pengganti batu bara (untuk co-firing, heating, atau steam boiler).