Aspek keamanan turut memperumit pelaksanaan kampanye vaksinasi. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah petugas keamanan tewas saat melindungi tim vaksinasi di Swat, Nowshera, dan Balochistan. Insiden semacam ini menegaskan bahwa perjuangan memberantas polio di Pakistan tidak hanya bersifat medis, tetapi juga sosial dan keamanan.
Pemerintah telah menambah pengamanan bagi para pekerja lapangan. Meski langkah ini penting, penggunaan pengawalan bersenjata juga dapat memperkuat persepsi negatif di sebagian masyarakat dan memperdalam ketidakpercayaan terhadap program vaksinasi. Kondisi ini mencerminkan tantangan tata kelola publik yang lebih luas, di mana lemahnya kepercayaan dan stabilitas menjadi celah bagi penyakit untuk tetap bertahan.
Polio, meski kasusnya menurun, tetap membawa dampak berat. Satu kasus saja berarti satu kehidupan anak yang berubah selamanya, karena kelumpuhan yang ditimbulkan bersifat permanen. Setiap anak yang terinfeksi menjadi pengingat bahwa upaya pemberantasan belum selesai.
Secara global, keberhasilan mengakhiri polio diharapkan menjadi simbol pencapaian bersama umat manusia. Namun, Afghanistan dan Pakistan masih menjadi dua negara terakhir di mana virus ini terus ditemukan. Kedua negara menghadapi tekanan besar untuk mencapai pemberantasan total, sementara setiap tahun yang berlalu tanpa kemajuan menambah tantangan baru.
Hari Polio Sedunia seharusnya menjadi momen refleksi dan penghargaan atas usaha panjang melawan penyakit ini. Namun bagi Pakistan, peringatan tersebut justru menyoroti betapa rapuhnya setiap kemajuan yang telah dicapai. Meski negara ini terbiasa menghadapi berbagai krisis, polio memerlukan perhatian yang konsisten karena sedikit kelalaian dapat menghapus hasil kerja keras bertahun-tahun.
Anak-anak yang lahir hari ini layak hidup tanpa ancaman polio—berlari, bermain, dan tumbuh tanpa ketakutan akan virus yang mestinya sudah menjadi bagian sejarah. Setiap kasus baru mencerminkan masa depan yang terancam dan tanggung jawab yang belum dituntaskan.
Saat peringatan Hari Polio Sedunia berlalu, Pakistan berada di titik penentu: menuju garis akhir pemberantasan atau kembali menghadapi risiko yang sebenarnya dapat dicegah. Virus ini belum hilang sepenuhnya, dan setiap hari tanpa keberhasilan total memberi peluang bagi penyebaran baru. Dunia belum melupakan polio—dan Pakistan pun belum bisa melupakannya.
(Erha Aprili Ramadhoni)