Ukraina Akan Terima 100 Jet Tempur Rafale F4 Prancis

Rahman Asmardika, Jurnalis
Rabu 19 November 2025 12:04 WIB
Jet tempur Rafale.
Share :

JAKARTA – Ukraina berencana mengakuisisi hingga 100 jet tempur Rafale buatan Prancis selama dekade mendatang, beserta persenjataan lainnya, termasuk sistem pertahanan udara, demikian diumumkan oleh pemimpin kedua negara.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memuji langkah tersebut sebagai “bersejarah”, setelah menandatangani surat pernyataan dengan mitranya dari Prancis, Emmanuel Macron, di pangkalan udara dekat Paris pada Senin (17/11/2025).

Berbicara kepada saluran berita LCI, Macron mengatakan rencana pengiriman jet-jet tersebut “diperlukan untuk regenerasi militer Ukraina”. Pengiriman jet tempur Rafale F4 ini direncanakan selesai pada 2035, sementara produksi bersama drone pencegat akan dimulai tahun ini.

Zelensky menyebut rencana tersebut sebagai “kesepakatan strategis dan bersejarah”.

“Ini adalah perjanjian strategis yang akan berlangsung selama 10 tahun, dimulai tahun depan,” kata Zelensky dalam pengarahan bersama Macron, sebagaimana dilansir BBC.

Surat tersebut bukanlah kontrak final, melainkan komitmen awal. Macron tidak memberikan jadwal pengiriman atau detail mekanisme pembiayaan, hanya mengatakan ia berharap Uni Eropa akan membantu pengadaan jet-jet tersebut. Hal ini terjadi di tengah perdebatan para pejabat di Brussel mengenai rencana penggunaan aset Rusia yang dibekukan untuk pinjaman sebesar USD 140 miliar bagi Ukraina yang sedang kekurangan dana. Moskow mengecam pembekuan aset tersebut sebagai “pencurian”.

 

Rafale, jet multiperan tercanggih Prancis, diperkirakan berharga lebih dari USD 90 juta per unit. Menurut LCI, pengadaan 100 jet pada akhirnya dapat menelan biaya sekitar 15 miliar euro.

Perjanjian antara Prancis dan Ukraina juga mencakup delapan baterai pertahanan udara SAMP/T generasi terbaru yang saat ini sedang dikembangkan, amunisi berpemandu presisi AASM Hammer, drone, dan radar buatan Prancis.

Setelah dari Prancis, Zelensky akan pergi ke Spanyol untuk mencari dukungan militer dan dukungan lainnya bagi Ukraina.

Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.

Moskow saat ini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina. Pasukan Rusia telah bergerak maju perlahan di sepanjang garis depan yang luas, meskipun dilaporkan terdapat banyak korban dalam pertempuran.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya