JAKARTA -Wakil Menteri Agama, Romo R. Muhammad Syafi’i, menegaskan bahwa pesantren sejak lama menjadi pusat gerakan moral bangsa. Namun di tengah perubahan zaman, pesantren kini memikul mandat ganda, yaitu menjaga tradisi keilmuan Islam sekaligus melahirkan generasi yang unggul dalam sains, teknologi, ekonomi, kedokteran, serta disiplin ilmu kontemporer lainnya.
“Memandang pesantren berarti memandang Indonesia. Pesantren bukan hanya akar sejarah, tetapi juga pintu masa depan,’’ ujarnya di UIN Raden Fatah Palembang, Kampus Jakabaring dikutip, Sabtu (22/11/2025).
‘’Santri tidak boleh berhenti pada fiqh saja. Mereka harus merambah teknologi, ilmu kedokteran, ekonomi, dan seluruh cabang pengetahuan modern,” lanjut Romo.
Direktur Pesantren, Basnang Said, memaparkan perjalanan panjang perjuangan menghadirkan struktur kelembagaan khusus bagi pesantren.
‘’Sejak era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), santri mulai mendapatkan rekognisi melalui program kesetaraan Paket A, B, dan C. Kebijakan ini memperluas akses mobilitas sosial santri,’’ujarnya.
Program kesetaraan ini kata dia, membuka jalan bagi santri untuk berkiprah di lembaga negara, jabatan publik, hingga ruang politik.
‘’Ini bagian penting dari upaya membangun generasi santri berpengetahuan luas dan adaptif pada skala nasional maupun global,” tandasnya.