Karier politik mantan Presiden Peru Alberto Fujimori mungkin berakhir seiring vonis penjara baginya. Namun, tidak untuk putrinya, Keiko.
Nama Keiko SofÃa Fujimori Higuchi saat ini justru sedang bersinar dengan partai baru yang dideklarasikan pada Senin 14 Januari. Partai dengan nama Strength 2011 itu menjadi tonggak sejarah kembali bangkitnya klan Fujimori dalam percaturan politik Peru.
Keiko mengakui, Partai Strength 2011 yang dia dirikan dimaksudkan untuk memberi dukungan politik bagi ayahnya pada Pemilu 2011.
Keiko sadar, peliknya proses pengadilan yang melibatkan Fujimori mungkin membuat gagasan itu dilupakan dan perempuan bertubuh tambun itu harus memberanikan diri maju sebagai kandidat presiden pada pemilu nanti.
"Jika sebuah konsensus pendukung Fujimori menghendaki seperti ini, saya tidak akan melarikan diri dari tanggung jawab saya. Meski faktanya saya masih muda, saya memiliki pengalaman bertahun-tahun," ujar Keiko.
Keiko menandaskan tidak ingin ada salah pengertian atau tuduhan bahwa dirinya berpikir untuk menjadi kandidat presiden mendatang. Menurut Keiko, ayahnya yang kini berusia 69 tahun merupakan "kandidat alami" bagi Strength 2011. Keiko hanya akan bersedia menjadi kandidat presiden jika Fujimori memang tidak bersedia maju.
Keiko pun menegaskan komitmennya bila nanti terpilih sebagai presiden. "Saya tidak akan takut menghukum orang yang melakukan kesalahan, kejahatan, kriminalitas, seperti teroris atau pelanggaran lain. Saya juga tidak akan takut melindungi orang yang tidak bersalah," tuturnya.
Wanita kelahiran 1973 ini mengaku yakin partainya dapat berbuat banyak dalam mewarnai kehidupan politik Peru. Menurut sejumlah jajak pendapat yang digelar belum lama ini, sepertiga rakyat Peru masih mendukung Alberto Fujimori. Ini artinya Strenght 2011 mempunyai peluang yang besar untuk didukung rakyat Peru.
"Undang-undang menyatakan kami harus mendapatkan sedikitnya 140.000 tanda tangan untuk mendirikan partai, tetapi kami akan mendapatkan satu juta tanda tangan," ujar Keiko yang juga anggota Kongres Peru.
Yang istimewa, Keiko memenangkan dukungan suara yang lebih besar dibandingkan anggota legislatif lain pada pemilu di tahun 2006. Keiko menolak tuduhan sejumlah analis yang meyakini pendirian Kekuatan 2011 adalah semata untuk membantu membebaskan ayahnya yang kini tengah menjalani proses pengadilan. Keiko mengungkapkan Kekuatan 2011 adalah partai yang berbasis pada kebenaran.
"Ini tidak berarti saya ingin mengintervensi proses yudisial yang independen. Kami ingin melakukan ini lebih awal untuk persiapan yang lebih pada 2011," papar Keiko.
Fujimori bulan lalu divonis hukuman enam tahun penjara karena terbukti memerintahkan penggeledahan ilegal terhadap rumah pejabat tinggi intelijen Peru. Dalam pengadilan terpisah, Fujimori juga terancam hukuman 30 tahun penjara atas dugaan keterlibatannya dalam dua kasus pembunuhan politik yang menewaskan 25 orang pada awal 1990-an, saat Peru memerangi gerilyawan pengikut Mao Zedong dalam perang sipil. Ayah Keiko telah berkuasa di Peru pada 1990-2000.
Dia mengundurkan diri dari jabatannya pada saat dia berada di Tokyo, Jepang. Uniknya, pengunduran diri itu disampaikan melalui telepon. Pada pertengahan tahun silam, dia diekstradisi dari Cile untuk menghadapi persidangan di Lima.
Dengan berbagai kasus yang melilit ayahnya saat ini, Keiko yakin Fujimori tidak bersalah. "Ayah saya tidak bersalah. Itu vonis yang tidak adil. Ini sebelumnya merupakan tuntutan politik dan kini menjadi tuntutan yudisial. Seperti 90% rakyat Peru, saya tidak percaya sistem yudisial," imbuh ibu dari Kyara Sofia yang lahir pada awal Desember silam.
Keiko dan dunia politik Peru memang tidak dapat dilepaskan. Sejak Agustus 1994 Fujimori telah menjuluki Keiko dengan sebutan First Lady of Peru, mengambil alih julukan bagi ibunya Susana Higuchi, setelah Fujimori dan Higuchi bercerai.
Dengan julukan itu, Keiko menjadi First Lady termuda di Peru dan dalam sejarah Amerika. Pada 2004, Keiko menikah dengan Mark Vito Villanella, warga Amerika Serikat (AS) dari Berkeley Heights, New Jersey.
Setelah lebih dari setahun tinggal di AS, Keiko kembali ke Peru untuk mengumumkan pencalonan ayahnya pada pemilu presiden Peru yang diselenggarakan pada April 2006.
Peran Keiko untuk pencalonan Fujimori itu karena Kongres Peru melarang ayahnya berpartisipasi dalam aktivitas politik apa pun hingga 2011. Saat berada di AS, Keiko bersekolah di Columbia Business School di Manhattan selama satu setengah tahun dan mendapat gelar di bidang bisnis dari Boston University School of Management.
Pada April 2006, saat ayahnya ditahan di Chili, Keiko terpilih sebagai anggota Kongres Peru dengan dukungan suara terbanyak. Kini Keiko ingin mengulang kemenangan dengan kendaraan Strength 2011.
(Nurfajri Budi Nugroho)