TULUNGAGUNG - Kepolisian Tulungagung memutuskan tidak akan mengusut kasus kekerasan yang dilakukan sekelompok siswi SMAN 01 Gondang yang tergabung dalam sebuah geng bernama "Nyik-Nyik".
Polisi berpendapat, aksi kasar sejumlah murid perempuan kepada siswa juniornya ini dikategorikan peristiwa biasa dalam dunia pelajar. Karena itu cukup diselesaikan melalui jalan kekeluargaan.
"Ini adalah hal biasa yang dibesar-besarkan. Kekerasan yang biasa terjadi pada anak sekolah. Cukup diselesaikan dengan cara kekeluargaan, bukan dibawa ke jalur hukum," ujar Kasat Reskrim Polres Tulungagung AKP Slamet Riyadi kepada wartawan, Rabu (22/10/2008).
Namun kendati demikian, Slamet bersama beberapa petugas polsek Gondang, sempat mendatangi sekolah (SMAN 01 Gondang) untuk meminta keterangan terkait kabar kekerasan yang terjadi di sana.
"Dari situlah kami tahu bahwa ini sebagai hal biasa. Sekali lagi hanya dibesar-besarkan. Lagipula kejadianya sudah cukup lama," sambungnya.
Hal senada disampaikan Kapolsek Gondang AKP Mujiharto yang mengatakan bahwa kasus kekerasan antar pelajar yang terjadi di SMAN 01 Gondang sudah selesai.
Sekitar lima hari pasca kejadian petugas polsek langsung turun ke sekolah untuk memberikan pembinaan. "Sekira tanggal 20 Oktober 2008 kita turun ke sekolah untuk memberikan pembinaan. Bahkan saya sendiri menjadi inspektur upacara. Ini kita lakukan setelah mendengar kabar pada tanggal 15 Oktober 2008 terjadi peristiwa kekerasan yang dilakukan sekelompok siswi perempuan. Pihak sekolah juga sudah memanggil para pelaku termasuk orang tuanya untuk membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya," terangnya.
Mengenai penyebutan istilah geng kepada gerombolan siswi ini, Mujiharto juga menyangkalnya. Menurut dia sekelompok siswi yang bertingakh brutal ini tidak layak disebut geng atau sejenisnya. "Untuk geng itu tidak ada. Ini bukan geng, hanya siswi yang bergerombol dan kebetulan melakukan tindak kekerasan," paparnya.
Sementara salah seorang murid kelas satu SMAN 01 Gondang bernisial Nro ditemui Sindo di luar sekolah mengakui bahwa sepak terjang gerombolan siswi ini cukup meresahkan murid baru.
Sebab geng yang terbagi dari siswi kelas III dan II yang dipimpin siswi kelas III berinisial Trs (Bukan Prs) warga Desa Kedungwaru kerap mengganggu atau mengeroyok siswi yang dianggap membangkang. Informasi yang dihimpun SINDO nama Nyik-Nyik berasal dari panggilan Trs selaku pimpinan di sana.
"Kalau secara organisasi atau kebiasaan ngumpul-ngumpul rutin saya tidak tahu. Tapi kelompok ini kemana-mana selalu bersama. Dan keberadaanya memang meresahkan siswa lain. Sebab saya pernah melihat sendiri bagaimana mereka mengadili dengan menampar dan menjambak, "tuturnya.
Karena itu, menurut Nro, pihak sekolah harus benar-benar serius menangani hal ini. Jangan sampai ini hanya lip service pihak sekolah yang justru akan membuat kelompok Trs Cs ini akan semakin brutal.
"Shock terapi yang dilakukan pihak sekolah harus benar-benar bisa membuat efek jera. Jangan sampai siswi ini dendam dan memperpanjang masalah di kemudian hari," paparnya.
Sementara alumni SMAN 01 Gondang tahun 2004 berinisial Rws mengatakan, bahwa kekerasan yang dilakukan sekelompok pelajar senior kepada juniornya sudah menjadi budaya di sana. Awalnya kultur kekerasan tersebut dilakukan pelajar laki-laki. Namun sekitar 3 tahun terakhir bergeser pada murid perempuan.
"Angkatan di atas saya juga terjadi demikian. Prilaku kekerasan yang dilakukan kelompok pelajar ini sepertinya sudah menjadi kultur. Memang secara formalnya mereka tidak membentuk geng. Namun prilaku kesehariannya sama dengan sebuah geng, "terangnya.
Karena itu menurut Rws, jika ada beberapa pelajar junior yang disiksa seniornya di SMAN 01 Gondang, dirinya tidak begitu terkejut. Seperti diketahui, dalam peristiwa kekerasan yang terjadi pada tanggal 15 Oktober 2008 lalu tersebut, salah seorang saksi berinisial Nnt berhasil merekam adegan kekerasan yang dilakukan anggota geng Nyik-Nyik Ppt (siswi kelas dua) kepada Ftr siswi kelas satu.
Saat itu Ftr usai berolahraga dan sedang berdiri di depan kaca jendela kelas. Tiba-tiba datang Ppt yang tidak senang melihat hal itu sembari memaki, siswi junior tidak pantas bergaya di sekolah.
Aksi kekerasan berupa tamparan dan jambakan kepada Ftrpun terjadi. Video dengan format 3gp ini berdurasi 2 menit 28 detik. Sedangkan video kekerasan satunya bersetting lokasi di dalam kelas. Durasi video ini sekitar 59 detik.
(Fitra Iskandar)