Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Warga Madura Tewas Usai Minum Obat Resep Dokter

Subairi (Koran Sindo) , Jurnalis-Selasa, 09 Juni 2009 |05:01 WIB
Warga Madura Tewas Usai Minum Obat Resep Dokter
A
A
A

BANGKALAN - Kasus dugaan adanya malpratik terjadi di Kabupaten Bangkalan, Madura. Korbannya adalah H Mohammad Latif Santoso (59). Warga Desa Martajasah, Kecamatan Kota itu tewas usai meminum obat yang diperoleh dari dokter.

Adapun dokter yang memberikan resep adalah dr Prima Nugroho. Keluarga korban mengaku, sebelum meminum obat, korban terlebih dulu mendapatkan suntikan dari dr Prima sebanyak dua kali dan selang beberapa jam kemudian langsung meninggal dunia.

"Saat meninggal, tubuh Abah saya banyak yang biru lebam seperti keracunan, di antaranya di bagian punggung dan dada," ujar Mohammad Ishak (30), anak korban, di Madura, Senin (8/6/2009).

Ishak menjelaskan, peristiwa tersebut berawal saat kedua orang tuanya H Mohammad Latif Santoso dan Hj Kiptiyah melakukan cek kesehatan, di tempat praktik dr Prima Nugroho, yang terletak di Jalan KH Moch Kholil, Bangkalan pada Minggu, 7 Juni.

Saat itu, keduanya memeriksakan penyakit kolesterol. Giliran pertama yang menjalani pemeriksaan yakni Kiptiyah, yang selanjutnya disusul oleh korban yang juga ikut melakukan cek kesehatan, dengan keluhan yang sama yakni memeriksa kandungan kolesterolnya.

Usai diperiksa, korban mengaku telah mendapatkan dua suntikan dan diberi beberapa obat. Berhubung sudah mendapat langkah medis, keduanya bergegas pulang. Namun, sesampai di rumah korban dan istrinya merasa pusing.

"Saat itu Abah (korban) langsung minum obat yang baru ditebusnya sesuai resep yang diberikan dr Prima, dan akhirnya meninggal. Sementara Umi (istri korban) masih dalam keadaan pusing," tegas Ishak.

Dia menduga, kematian orangtuanya akibat adanya malpraktik. Di mana, obat yang diberikan besar kemungkinan salah dan itu bisa dibuktikan saat obat tersebut, kondisi korban langsung drop dan lama kelamaan, tubuhnya membiru seperti orang keracunan.

Korban sendiri tewas saat menjalani perawatan medis di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, dengan kondisi yang sudah kritis. Korban sempat dimasukkan ke ruang IRD dan mendapatkan suntikan untuk memperlebar pembuluh darah, tapi usaha tersebut tidak membuahkan hasil.

Sementara itu, dr Prima Nugroho enggan berkomentar banyak terkait masalah tersebut. Dia hanya sebatas membantah dirinya telah memberikan obat yang salah terhadap korban. Menurut pengakuannya, cairan yang disuntikkan ke tubuh korban hanya merupakan vitamin, yakni neurobion 5000 cc.

Begitu juga dengan obat yang diberikan juga hanya untuk asma dan kolesterol sesuai dengan yang dikeluhkan korban. "Kalau yang terjadi seperti itu, kami belum tahu pasti karena obat yang diberikan sesuai dengan keluhannya (korban)," ujarnya.

(Muhammad Saifullah )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement