JOMBANG - Teka-teki identitas korban mutilasi di Yogyakarta dan Magetan sedikit menemui titik terang. Diduga kuat, korban adalah Ayu Wulandari (20), Â warga Dusun Rayung, Desa Kepuhrejo, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Dugaan itu muncul setelah beberapa anggota keluarga Ayu mendatangi Mapolwil Madiun untuk mengecek identitas mayat yang masih belum dikenali itu. Selain Ibu korban, Sukini (43), beberapa aparat desa setempat juga sempat melihat langsung potongan tubuh yang ditemukan polisi beberapa waktu lalu itu.
Beredar kabar, bahwa Sukini telah mengenali potongan jenazah itu. Keyakinan Sukini itu muncul setelah dia melihat ciri-ciri khusus di wajah korban, yakni tahi lalat di bawah hidung, juga sebuah jam tangan yang masih dikenakan korban.
Dugaan itu semakin menguat setelah melihat kondisi keluarga Sukini yang masih terlihat syok kemarin. Beberapa wartawan yang hendak menanyakan kabar itu kepada pihak keluarga ditolak pihak keluarga dengan masih syok.
"Maaf, keluarga masih syok," kontar Gati (46), ayah tiri korban saat menemui wartawan, Jumat (17/7/2009).
Di tempat terpisah, Kepala Desa Kepuhrejo, Suparno, tak membantah jika keluarga Sukini sudah melakukan pengecekan jenazah korban mutilasi yang belum dikenali itu di RSUP Dr Soedono, Madiun. Suparno sendiri mengaku ikut mengantarkan. Namun, pria ini enggan memberikan informasi lain. "Memang, keluarga Ayu Wulandari sedang syok saat ini," kata Suparno.
Informasi menguatkan lainnya muncul dari pesan singkat yang dikirim salah seorang penyidik di kepolisian Madiun. Dalam pesan singkat itu tertulis, identitas korban berinisial AW. Identitas itu juga diketahui setelah ada pengecekan dari pihak keluarga dari Jombang (Sukini).
Dalam pesan singkat itu pula, AW (Ayu Wulandari) tercatat sebagai salah satu mahasiswi yang Semester II di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ikatan Cendekia Medika (STIKES ICME) Jombang. Sebelum meninggal dunia, diketahui korban sedang menjalani praktikum di salah satu RS di Ponorogo. Namun, belum ada sumber yang bisa membenarkan informasi terakhir ini.
(Dede Suryana)