MADIUN - Denyut kehidupan hiburan malam di Kabupaten Madiun bakal berkurang selama bulan Ramadan 1430 Hijriyah. Ini setelah pihak pengelola Lokalisasi Wisma Wanita Harapan Gude di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, secara resmi bakal menutup sementara kegiatan hiburan selama Ramadan.
Pihak pengelola Lokalisasi Gude kemarin menyampaikan surat keputusan Nomor 462/35.1909 2011/2009 tentang penutupan sementara kegiatan hiburan itu pada para penghuni wisma, pihak desa, petugas Polsek Jiwan, dan petugas Kecamatan Jiwan.
Lokalisasi Gude bakal ditutup mulai 20 Agustus hingga 24 September 2009. Segala kegiatan hiburan di dalam kompleks lokalisasi Gude tidak diperbolehkan selama Ramadan. Para penghuni wisma yang saat ini berjumlah 150 orang dan menempati 28 lokasi wisma juga dilarang tinggal atau beraktifitas di dalam komplek Lokalisasi Gude.
Menurut Ketua RT 06/01, Desa Teguhan, Suwaji, yang juga tokoh masyarakat setempat, penutupan sementara kegiatan hiburan selama Ramadan ini untuk menghormati dan menghargai masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa. Di samping itu, juga untuk memberikan kesempatan kepada penghuni wisma untuk pulang ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarga.
"Jadi, tidak boleh ada aktifitas apa pun selama Ramadan di komplek Lokalisasi Gude ini," ujarnya saat ditemui Seputar Indonesia (SI), Senin (18/8/2009).Â
Menurut salah seorang penghuni Lokalisasi Gude, Menur (34) tahun, rencananya selama Ramadan dirinya akan pulang kumpul dengan anak dan keluarganya di Gemarang, Kab Madiun. "Ya pulang mas. Selama Ramadan ya tidak ke mana mana. Sedangkan, untuk mencukupi kebutuhan sehari hari mungkin akan cari kerja sambilan," ungkapnya saat diajak ngobrol SI.
Dia mengungkapkan, menjelang Ramadan, tidak sedikit rekan rekannya yang sudah pulang kampung. Sedangkan, lainnya tetap beraktifitas seperti biasa namun di lokalisasi lain seperti di Nganjuk dan daerah lain. Menurut dia, meski Ramadan, temannya banyak yang tetap mencari nafkah dengan jalan seperti yang ditempuh selama ini. Â
"Mau bagaimana lagi mas, namanya kepepet ya mereka tetap bekerja seperti ini. Apalagi, pada saat menjelang Lebaran, kebutuhan apa apa naik," ungkapnya.
Sedangkan menurut Pengelola Program Yayasan Bambu Nusantara, lembaga pendamping HIV AIDS, Titik, mengatakan, selama Ramadan kecenderungannya penghuni wisma pindah ke daerah lain yang tetap membuka lokalisasi selama Ramadan. Sedangkan, setelah Lebaran, mereka kembali dengan jumlah yang lebih banyak. Â
"Ironisnya, setelah Lebaran, ada fenomena yang datang ke lokalisasi adalah kalangan remaja yang masih coba coba. Karena, duitnya banyak setelah Lebaran. Yang mengkhawatirkan, tingkat penularan penyakit Infeksi Seksual Menular cenderung tinggi pada saat saat seperti ini. Akibatnya, risiko tertular HIV AIDS juga tinggi," ujarnya.Â
Dari pengamatan SI, suasana di kompleks Lokalisasi Gude kemarin mulai terlihat lengang. Beberapa penghuni wisma terlihat bercengkerama dengan beberapa orang pria. Sedangkan, di dalam ruang tamu wisma banyak yang terlihat kosong dan sepi. Sementara, para penghuni yang masih tinggal juga terlihat mulai siap-siap keluar dari lokalisasi.
(Fitra Iskandar)