TASIKMALAYA - Bibir kawah Gunung Galunggung di Kec Sukaratu, Kab Tasikmalaya, Jawa Barat, retak memanjang sepanjang 300 meter dengan lebar kurang lebih satu centimeter akibat gempa berkekuatan 7,3 skala richter yang berpusat di barat daya Tasikmalaya, pada Rabu 2 September lalu.
Meski akibat gempa tidak menyebabkan keaktifan gunung mengalami peningkatan, tetapi dengan retakannya dikhawatirkan akan terjadi longsor. Selain retak memanjang di bibir kawah, retakan juga terjadi di lokasi hulu Sungai Cibanjaran sepanjang enam meter.
Pos pemantauan Gunung Galunggung di Kec Padakembang mencatat, pada tanggal 2 September 2009 terjadi 77 kali gempa dengan empat kali gempa yang terasa, tanggal 3 September 2009 terjadi 56 kali gempa, serta tanggal 4 September 2009 terjadi 22 kali gempa dengan satu kali gempa berkekuatan 5,4 skala richter yang berpusat di Pandeglang Banten.
"Akibat gempa tidak ada perubahan pada aktivitas Gunung Galunggung, hanya saja gempa tektonik memang jadi sering terjadi. Tapi memang di kawah terjadi retakan memanjang dan dikhawatirkan akan terjadi longsor," papar Ketua Pos Pengamatan Gunung Galunggung Heri Supartono kepada Seputar Indonesia, Jumat (4/9/2009).
Heri menyebutkan, belum bisa menentukan kapan waktu yang aman bagi warga yang berkunjung di kawasan kawah Gunung Galunggung setelah sebelumnya hal tersebut akan dilaporkan ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung. "Setiap harinya gempa selalu tercatat di sini dan selalu ada, mungkin masih terjadinya gempa karena patahan lempengan pada gempa dengan skala besar kemarin masih menyesuaikan," jelasnya.
Sementara itu, paska gempa Warga Kampung Cibitu, Desa/Kec Sukahening, Kab Tasikmalaya, dikejutkan semburan gas disertai lumpur dan lahar dingin serta bau belerang yang cukup menyengat disebuah kebun milik Ruswendi.
Sekitar pukul 06.00 WIB Empoh, tetangga Ruswendi, mendengar suara gemuruh yang kencang dan bau belerang yang menyengat hingga radius 50 meter, karena penasaran suara tersebut pun didekati dan ternyata suara berasal dari semburan gas dari tanah menjulang tinggi ke atas sekitar satu sampai dua meter. "Saya sendiri langsung melapor ke warga lain karena takut, sehingga banyak warga berdatangan," kata Empoh.
Menurut Jojo (65), warga setempat kejadian tersebut bukan kali pertama kali karena sebelumnya pada tahun 1950 dan 1982 juga pernah terjadi semburan gas. "Pada saat Gunung Galunggung meletus dulu semburan gas juga pernah terjadi, saya sendiri tidak mengerti hal itu disebabkan apa," ujar Jojo.
(Muhammad Saifullah )