Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kalau Bang Oma Main, Film Barat mah Lewat

Andi Wesal Saladin , Jurnalis-Selasa, 27 April 2010 |13:07 WIB
Kalau Bang Oma Main, Film Barat mah Lewat
Aksi Roma Irama di film 'Gitar Tua'.(foto:youtube)
A
A
A

BIOSKOP bawah marak di tahun 1970-an. Saat itu memang bioskop menjadi sarana hiburan favorit masyarakat. Namun kejayaan itu lambat laun meredup, seiring dengan masuknya teknologi VCD, dan kemunculan televisi-televisi swasta.

Tien Ali, mantan pengusaha bioskop, mengatakan kemunduran bisnis bioskop bawah itu sudah mulai terasa pada tahun 1993 di mana mal mulai bermunculan sehingga terjadi pergeseran zaman, yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat.

“Mulai mundur tahun 1993, sudah mulai kelihatan. Masuknya mal, jadi pergeseran zaman. Kalau dulu orang banyak kumpul di pasar. Sama seperti pasar tradisional sekarang, orang larinya ke swalayan, enggak ke pasar lagi,” kata Tien, saat ditemui okezone di kantornya di Krekot Bunder Raya Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.

 Tien yang sekarang menjabat Sekjen Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia ini mengungkapkan bioskop bawah yang ada di Jakarta marak pada tahun 1970 an, dan berjaya pada 1980.

Dalam menjalankan bisnis bioskop, Tien mengaku bekerja sama dengan sekitar 10 orang rekannya. Bioskop yang dikelola mencapai 60 bioskop, di antaranya di Teluk Gong, Cengkareng, dan Kramatjati.

Saat itu dia bekerja sama dengan PD Pasar Jaya dengan kontrak gedung selama 20 tahunan. Berapa investasi yang dibutuhkan untuk mengelola bioskop, Tien tidak merinci, namun katanya investasi di bioskop bisa kembali setelah 7-8 tahun.

“Ya rata-rata paling banyak tiga layar, kapasitas 400-an tempat duduk . Tiket dulu murah Rp1.000 sampai Rp2 ribu. Tahun 90an Rp2 ribu-Rp3 ribu,” katanya.

Yang menjadi primadona, masyarakat katanya, adalah film-film nasional terutama yang dibintangi Roma Irama. Jika ‘sang satria bergitar’, itu show, pertunjukan pasti sukses, penonton yang datang banyak, kata Tien.Tidak seperti sekarang, dulu film Roma Irama selalu mendatangkan banyak penonton, dibanding film asing.

“Jaman dulu enggak ada yang esek-esek. Dulu bioskop jadi hiburan keluarga. Film Oma selalu sukses. Selalu melebihi dari shownya. Biasanya kami putar film nasional 4 show sampai 5 show, tapi film Oma bisa sampai 8 show,” kata Tien yang kini masih bekerja menyuplai film untuk bioskop bawah di daerah-daerah itu.

Itu dulu, saat bioskop bawah masih berjaya. Tapi seiring perubahan zaman, bioskop bawah mulai ditinggalkan orang.Setelah era Roma Irama, bioskop bawah semakin meredup. Tien tidak tahu pasti kapan terakhir menutup bioskopnya. Dia memperkirakan sekitar 2005-2007 bisnis bioskopnya ‘rata dengan tanah’.

“Ada yang sudah habis waktu kontraknya tidak saya perpanjang lagi. Ada juga belum waktunya, saya tutup dari pada kosnya besar rugi, walapun udah bayar sewa penuh selama 20 tahun.Belum lagi, tiap bulan bayar iuran pemeliharaan pasar. Itu besar sekali,” katanya.

“Dulu modal tidak sampai miliaran. Bayar listrik sama, pajaknya sama, gaji pegawai sama. Nah dia (bioskop 21) bayar tiket Rp20 ribu, kami Rp 2 ribu, bagaimana mau bertahan. Yang paling berat bayar listriknya,” ungkap Tien lagi.

 Tien juga tidak terlalu berharap bioskop bawah dipertahankan, karena kondisinya memang sulit. Menurutnya bioskop Rp5 ribuan itu sudah pasti akan mati, dan hanya menunggu waktu.

“Bioskop bawah sudah pasti akan mati. Biarin, istilahnya, pemerintah mau membangun bioskop sebanyak-banyaknya, bioskop untuk menengah kebawah, agak sulit, siapa yang mau investasi, karena investasi besar ,tarif PLN tinggi , tiket rendah. Mau jaring berapa duit untuk menutupi biayanya. Nah, sekarang kalau bioskop 1 bulan saya kira kosnya saja minimal Rp60 juta, untuk empat layar. Bioskop bawah enggak akan bisa (bertahan),” ujarnya.

Meski begitu katanya, bioskop rakyat bisa saja muncul kembali jika 21 dan Blitz Megaplex mau menggarap pasar menengah ke bawah. “Saya kira (bioskop 21) juga sudah melihat sasarannya masyarakat menengah ke bawah,” katanya.

(Fitra Iskandar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement